Ziarah ke Makam Kiai sambil Ngonthel
Malam Ini Pembacaan 1 Miliar Salawat Nariyah di Masjid Agung
GRESIK, Jawa Pos – Beragam acara digelar untuk menyemarakkan peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2019. PAC Gerakan Pemuda Ansor Dukun, misalnya. Kemarin (20/10) mereka berziarah ke makam para masyayikh dan tokoh NU dengan menggunakan sepeda onthel.
Rombongan menyisiri bantaran Bengawan Solo. Selain mengenakan seragam Ansor dan Banser, di sepeda onthel mereka berkibar bendera Merah Putih. ’’Momen HSN ini sebagai bentuk bakti kami kepada para kiai dan NKRI. Dengan ngonthel ini, kebersamaan makin terjalin dan tentu menyehatkan,’’ kata Rifai, ketua PAC GP Ansor Dukun.
Malam nanti (21/10) DPRD Gresik bersama Rabithah Ma’ahid Islamiyah NU (RMI-NU) Gresik, PC NU, dan segenap badan otonom (banom) juga mengadakan doa bersama (istighotsah) serta pembacaan 1 miliar salawat nariyah. Bertempat di Masjid Agung Gresik, Jalan dr Wahidin Sudirohusodo, rangkaian peringatan HSN itu bakal dihadiri ribuan santri dan jamaah.
Menurut Ketua DPRD Gresik Fandi Akhmad Yani, pembacaan 1 miliar salawat nariyah itu bakal berkumandang di banyak daerah. Tidak terkecuali di Gresik yang termasuk kota santri. ’’Sebagai representasi masyarakat, tentu kami dari dewan juga ingin ikut bersama-sama dalam peringatan HSN kali ini,’’ ungkapnya kemarin.
Politikus PKB itu memperkirakan, setidaknya doa bersama dan pembacaan 1 miliar salawat nariyah tersebut dihadiri 3.000 jamaah. Maklum, banyak pondok pesantren (ponpes) yang tersebar di Kabupaten Gresik. Selain para kiai, kegiatan itu dihadiri ulama milenial asal Ponpes Lirboyo, Kediri. Yakni, Dr KH Reza Ahmad Zahid (Gus Reza).
Gerakan Pemuda (Garda) Santri Gresik berbeda lagi. Untuk memperingati HSN, mereka menggelar lomba video bloging (vlog) bertema cinta tanah air. Dalam kompetisi itu, mereka menyasar kalangan pelajar dan mahasiswa. ’’Vlog dengan tema cinta tanah air karena kami ingin Gresik tidak terpapar ideologi atau gerakan radikalisme,’’ kata Sholahuddin Al Ayyubi, aktivis Garda Santri Gresik.
Diakui atau tidak, lanjut dia, sasaran penyebaran paham radikal adalah anak-anak muda. ’’Karena itu, kami akan terus kampanye untuk mewaspadai. Kita semua tetap bersaudara dalam bingkai NKRI,’’ ujarnya.