Keruk Sungai dan Perbaiki Drainase untuk Hadapi Hujan
SIDOARJO, Jawa Pos – Kota Delta diharapkan lebih siap menghadapi musim hujan. Setiap tahun, berbagai titik kota masih mengalami banjir akibat luapan sungai yang dangkal maupun drainase yang tidak terawat.
Menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah Sidoarjo mulai diguyur hujan pada November mendatang. Intensitas hujan meningkat menjelang akhir tahun.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBM SDA) Sunarti Setyaningsih mengaku telah bersiap-siap menghadapi hujan. Beberapa antisipasi dilakukan. ’’Normalisasi saluran air dan afvoer serta persiapan pompa dan petugas penjaga pintu air,’’ ucapnya kemarin (20/10).
Naning, sapaan akrab Sunarti, menuturkan bahwa program tersebut sudah berjalan. Contohnya, normalisasi Sungai Mangetan Kanal dan Sidokare. ’’Pengerukan dilakukan sampai akhir tahun,’’ jelasnya.
Pembenahan saluran di pusat kota bertujuan mengurangi genangan. Ada empat pembangunan saluran air yang tengah berjalan. Yaitu, rehabilitasi saluran di Jalan Gajah Mada, Jalan Jenggolo, Jalan Pagerwojo, serta pembangunan gorong-gorong di Jalan Sultan Agung.
Hasil evaluasi DPUBM SDA menyebutkan, ada tiga wilayah Sidoarjo yang rawan tergenang. Di antaranya, Kecamatan Waru dan Sedati. Air menggenangi perumahan di Tropodo, Kepuhkiriman, Pabean, dan Tambak Sawah. Di tengah kota, air kerap merendam kawasan Sidokare dan Jalan Sultan Agung. Di selatan, genangan air merendam kawasan Porong dan Jabon.
Pada 2019, DPUBM SDA menarget luas genangan air turun. Menurut Naning, total luas genangan sekitar 1.000 hektare yang terdiri atas persawahan serta jalan. ’’Target genangan berkurang 20 persen,’’ tuturnya.
Mantan sekretaris dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (PUPR) itu berharap perusahaan mampu membantu penanganan banjir. Caranya, menyediakan pompa air. ’’Sehingga genangan turun lebih cepat,’’ jelasnya.
Di sisi lain, anggota Komisi C DPRD Sidoarjo M. Nizar menilai DPUBM SDA belum benar-benar siap mengantisipasi musim hujan. Buktinya, pengerukan sungai dan pembenahan saluran air baru berjalan. ’’Seharusnya dibangun awal tahun sehingga ketika musim hujan sudah siap,’’ katanya.
Menurut legislator Golkar itu, program penanggulangan banjir setiap tahun sama. Bertumpu pada normalisasi dan perbaikan saluran air. Padahal, dalam master plan penanganan banjir, pemkab diminta membangun embung. ’’Sidoarjo butuh tampungan air untuk mengurangi genangan,’’ ucapnya.