Tiga Figur Blusukan ke Desa dan Dunia Maya
SIDOARJO, Jawa Pos – Persaingan calon-calon bupati makin menghangat. Untuk meraup simpati dan dukungan, kandidat rajin turun ke desa-desa. Selain menyapa warga, mereka menawarkan program kerja mendatang.
Misalnya, yang dilakukan Ahmad Muhdlor Ali. Putra KH Agoes Ali Masyhuri itu selangkah lebih maju daripada calon lain. Dia sudah menjalin komunikasi dengan beberapa partai. Di antaranya, Nasdem dan PDIP.
Dia juga rajin turun ke desadesa untuk memberikan bantuan sarana-prasarana kebersihan. Lelaki 27 tahun tersebut fokus menangani persoalan sampah. Gerakan yang sudah berjalan adalah dibentuknya komunitas Sido Resik. ’’Sampah masih merupakan persoalan. Belum ada solusinya,’’ paparnya.
Sido Resik menghimpun komunitas lingkungan. Relawan sampah diciptakan. Mereka bertugas memberikan penyuluhan dan menuntaskan masalah sampah di wilayah Kota Delta. ’’Harapannya, sampah segera tertangani,’’ ucap direktur Sido Resik itu.
Calon lain adalah Sullamul Hadi Nurmawan. Tak mau kalah dengan Muhdlor, Sullamul juga merancang beragam program. Pada bidang penanggulangan banjir dan sampah, Wawan, sapaan akrabnya, mengusulkan agar desa-desa menyediakan alat berat. Dengan demikian, pengerukan tidak bergantung kepada pemkab.
Dia juga beberapa kali menginisiatori pertemuan para pemuda. Salah satunya pegiat media sosial (medsos). Menurut Wawan, peran pemuda sangat penting dalam memajukan daerah. ’’Pemuda penuh kreativitas,’’ katanya.
Politikus PKB itu mendorong anak-anak muda terus bergerak dan berhimpun. Tujuannya, membantu pemkab membangun Sidoarjo. Sebagai gantinya, pemkab juga diminta memfasilitasi kegiatan kepemudaan. Misalnya, penyediaan tempat berkumpul bagi komunitas untuk merancang ide bagi kemajuan Sidoarjo. Dia juga menaruh perhatian pada infrastruktur. Penuntasan kemacetan menjadi fokus utama. Idenya, Sidoarjo harus memiliki transportasi publik yang nyaman. Bagaimana dengan Nur Ahmad Syaifuddin? Pria yang saat ini menjabat wakil bupati tersebut enggan menyampaikan program yang akan diusung. Menurut dia, program yang ada dan baik untuk rakyat dilanjutkan. Sementara itu, program yang kurang baik dan kurang tepat harus dievaluasi.
’’Diubah dan diganti dengan program yang lebih prioritas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,’’ jelasnya.