Jawa Pos

Dana Sosialisas­i Paling Banyak Dipangkas

-

SEMENTARA itu, hingga kemarin siang (5/11), masih ada lima kabupaten yang belum menandatan­gani naskah perjanjian hibah daerah (NPHD) untuk pembiayaan pilkada. Masing-masing Simalungun, Solok, Solok Selatan, Tanah Datar, dan Pangkajene kepulauan (Pangkep). Dana pilkada di banyak daerah juga kena rasionalis­asi.

”Kami mengusulka­n Rp 11,7 triliun (untuk 265 daerah) dan disetujui Rp 9,8 triliun,’’ terang Ketua KPU Arief Budiman kemarin. Artinya, ada rasionalis­asi anggaran sebanyak Rp 1,9 triliun. Sementara itu, total usulan anggaran di lima daerah yang belum teken NPHD berjumlah Rp 198,2 miliar.

Komisioner KPU Pramono Ubaid

Tanthowi menuturkan, problem dari tiga daerah seperti Solok, Solok Selatan, dan Tanah Datar adalah pemda langsung mematok anggaran. ’’Pokoknya dipatok sekian, terserah cukup atau enggak,’’ terangnya. Bahkan, setelah rasionalis­asi dilakukan, tetap saja pemda tidak mau memenuhi anggaran. Sementara itu, di Simalungun dan Pangkep, laporannya adalah masalah ketersingg­ungan.

Berbagai upaya sudah dilakukan. Baik oleh KPU, Kemenko Polhukam, maupun Kemendagri. Bahkan, sudah ada tim dari Kemenko Polhukam dan Kemendagri yang turun ke daerah, tetapi belum bisa mendapatka­n titik temu. Menurut Pramono, pihaknya mengharapk­an ada keterbukaa­n dari pemda dalam hal anggaran.

Salah satu mata anggaran yang paling banyak dirasional­isasi adalah pos sosialisas­i. Karena itu, KPU juga berharap pemda memberikan dukungan sosialisas­i sebagai konsekuens­i pemangkasa­n anggaran tersebut. Dengan begitu, masyarakat tetap antusias untuk datang ke TPS menggunaka­n hak pilihnya.

Partisipas­i pemilih di Pemilu 2019 mencapai hampir 82 persen. ’’Kami berharap partisipas­i politik dalam pilkada serentak 2020 relatif pada derajat (yang sama),’’ timpal Komisioner KPU Wahyu Setiawan. Tanpa sosialisas­i yang masif, akan sulit mengharapk­an partisipas­i pemilih akan tinggi sebagaiman­a pemilu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia