Terpaksa Berhenti Menambang, Utang Menumpuk hingga Rp 600 Ribu
Perjuangan petugas dan warga Banyuwangi untuk memadamkan kebakaran hutan membuahkan hasil. Sudah tak ditemukan titik api (hotspot) di hutan dan lahan lagi. Berhasilnya penanganan itu berdampak positif bagi wisata Banyuwangi.
KOMANDAN Satgas (Dansatgas) Tanggap Darurat kemarin (5/11) resmi menandatangani laporan penanganan karhutla Ijen. Laporan tersebut sekaligus berisi rekomendasi bahwa Kawah Ijen sudah aman untuk kembali dibuka bagi masyarakat luas.
Dansatgas Tanggap Darurat Letkol INF Yuli Eko Purwanto menyatakan, titik api sudah tidak ditemui di kawasan Ijen. Jadi, masa tanggap darurat bencana di Ijen tak perlu diperpanjang. Menurut dia, hal itu tak lepas dari upaya dan kerja sama semua
FREDY RIZKI, Banyuwangi
pihak yang bersinergi untuk mengatasi karhutla. ’’Kami ucapkan terima kasih untuk semua pihak yang sudah membantu baik secara moril dan materiil sehingga kebakaran bisa teratasi secara total,’’ ujarnya.
Eko menambahkan, dari laporan satgas yang terdiri atas TNIPolri, BPBD, Basarnas, BKSDA, Perhutani, dan relawan itu, total luas wilayah kebakaran mencapai 1.140 hektare. Luasan tersebut meliputi kawasan cagar alam BKSDA 940 hektare dan 200 hektare di kawasan hutan milik
Perhutani.
’’Kami berharap ke depan jangan terjadi musibah lagi. Saat ini pendakian aman. Anggota sudah melakukan pembersihan sampai atas. Cuma, saya minta juga BKSDA bisa menyediakan tandon besar di sini. Selain untuk air bersih, juga bisa digunakan saat darurat,’’ ucapnya.
Kepala Bidang Wilayah III BKSDA Jawa Timur Setyo Utomo menambahkan, kondisi Ijen saat ini cukup layak dan aman untuk kembali dibuka. Dia pun berharap hari ini atau besok tempat wisata tersebut bisa dibuka untuk umum. ’’Kami akan meminta rekomendasi BBKSDA Jatim agar bisa segera dibuka. Ini tentu sudah ditunggu banyak pihak, termasuk penambang,’’ ungkapnya.
Menurut Setyo, dampak kebakaran yang berlangsung dua pekan itu yang paling besar adalah vegetasi yang terbakar. Misalnya, cemara gunung dan tanaman hutan lain di sekitarnya. ’’Kalau satwa, belum bisa kami identifikasi karena mereka ini bergerak. Jika surat dari Pemprov Jatim sudah ada, kami akan segera buka,’’ tegasnya.
Sementara itu, raut bahagia tak bisa disembunyikan oleh para penambang di sekitar Kawah Ijen. Saat mendengar bahwa sehari ke depan objek wisata tersebut dibuka kembali, puluhan penambang tampak mulai berseliweran di sekitar Paltuding. Bahkan, ada beberapa yang mulai menimbang belerang yang selama ini mereka sembunyikan di Pos Timbang Bunder di tengah antara puncak Ijen dan Paltuding. ’’Ya senang, gembira. Selama ini saya tidak kerja. Uutang sudah Rp 600 ribu lebih di warung,’’ kata Ahmad, 50, seorang penambang.
Pimpinan PT Candi Ngrimbi Cung Liyanto menambahkan, dibukanya kembali aktivitas di Ijen tentu akan menghidupkan geliat ekonomi para penambang. Sejak kebakaran terjadi, aktivitas penambang benar-benar terhenti. Meski, ada juga beberapa penambang yang beberapa hari terakhir diam-diam menambang dan meletakkan hasil tambang mereka di Pos Bunder.