Whisnu Minta Jangan Buru-Buru Gedok APBD
SURABAYA, Jawa Pos – Sebuah lampion dari plastik ditunjukkan Plt Lurah Kapasan Bambang Basuki kepada dewan juri Surabaya Smart City (SSC) 2019. Lampion itu terbuat dari botol air mineral yang telah dibentuk dan dicat sedemikian rupa hingga kelihatan menarik.
Lampion itu merupakan salah satu inovasi warga RW 9, Kelurahan Kapasan, yang menjadi satu di antara 150 RW yang lolos penjurian SSC. Ajang hasil kerja sama Pemkot Surabaya, Jawa Pos, dan Radar Surabaya itu memasuki tahap penjurian dari aspek presentasi para lurah dan warga. Lurah diminta menjelaskan inovasi yang dibuat warga dalam waktu 10 menit. Dalam waktu tersebut, juga harus bisa dijelaskan kondisi wilayah hingga perbaikan-perbaikan yang dilakukan warga.
Bambang menuturkan, warga RW 9, Kelurahan Kapasan, itu memang punya potensi di bidang kerajinan. Bukan hanya lampion, melainkan juga hiasan dinding berbentuk kapal pinisi. ’’Memang lampion itu akan diarahkan untuk dikomersialkan. Karena hampir satu kampung bisa bikin semuanya,’’ ujar Bambang.
Dia menyebutkan, membawa salah satu hasil kreasi warga itu sekaligus menjadi bukti. Dia menyatakan bahwa warga juga siap untuk didatangi dewan juri yang akan visitasi sebagai bagian dari penilaian. ’’Semoga kunjungannya malam biar bisa lihat lampion warna-warni,’’ kata dia.
Kebetulan, Bambang yang juga menjadi lurah di Simokerto mempresentasikan inovasi di RW 13 dan RW 14. RW 14, misalnya, yang pernah mengikuti ajang Surabaya Green and Clean juga sudah siap. ’’Warga menghias kampung sehingga banyak spot foto untuk selfie. Bagus sekali. Bisa untuk foto-foto,’’ ujar Bambang.
Ketua RW 14, Kelurahan Simokerto, Lilik Hidayati menuturkan, semua warga sangat antusias mengikuti Surabaya Smart City. Mereka bekerja lembur sampai malam untuk menyiapkan lingkungan.
SURABAYA, Jawa Pos – Sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2021, Surabaya punya kesempatan emas untuk mengembangkan kota. Salah satunya menjadikan Surabaya sebagai kota bola. Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana menyebutkan, perlu persiapan yang matang untuk menjadi tuan rumah event tersebut. Termasuk dukungan anggaran.
Whisnu menyatakan sudah mendengar rencana untuk menggedok APBD 2020 pada 10 November. Tapi, kebetulan tanggal tersebut adalah Minggu. Dia pun menyebutkan tidak perlu dipaksakan untuk tetap digedok pada tanggal itu. Apalagi, APBD senilai Rp 10,3 triliun itu harus dibicarakan dengan sangat matang. Harapannya, programprogram tahun depan lebih tertata dengan baik.
”Salah satunya menyiapkan anggaran yang cukup untuk penyiapan Surabaya sebagai salah satu tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2021. Dengan perhelatan tersebut, Surabaya meneguhkan diri sebagai kota bola,” ujar Whisnu kemarin (5/11).
Dia menyebutkan, menjadi tuan rumah Piala Dunia bukan mainmain. Persiapan sangat matang harus dilakukan. Misalnya, soal perbaikan stadion Gelora Bung Tomo (GBT). Stadion tersebut, kata dia, harus benar-benar dipermak dengan begitu bagus sehingga Surabaya bisa meninggalkan kesan yang baik bagi tamutamu mancanegara.
”Kita tak hanya bicara stadion. Kita juga bicarakan kawasan. Kan tak elok kalau di depan itu masih tambak. Diuruk sekalian kita bebaskan untuk dijadikan lapangan sepak bola madya. Dan perluasan akses. Waktu setahun cukup,” ujar mantan wakil ketua DPRD Surabaya itu.
Whisnu akan meminta pihakpihak terkait untuk menyiapkan rancangan dengan sangat matang terlebih dahulu. Nah, rancangan tersebut tinggal membutuhkan penyelesaian akhir. ”Kita akan sampaikan ide-ide besar ini ke teman-teman DPRD. Agar teman-teman juga tidak buruburu. Ini akan menjadi legacy ke depan,” imbuhnya.
Surabaya, menurut Whisnu, Surabaya punya cukup banyak modal dasar untuk jadi kota bola.