Tenis dan Jazz Jadi Semangat Baru
Max Wirjo Tak Lagi Tekuni Anestesi
– Dunia medis sudah ditekuni Max Wirjo selama 37 tahun. Dia menggali dan mengamalkan ilmu sebagai dokter anestesi. Namun, pria yang hidupnya terbagi di dua kota, yakni Surabaya dan Los Angeles, AS, itu rupanya tergoda pindah ke lain hati. Musik jazz dan olahraga tenis menarik perhatiannya. Bahkan, dia berhasil menyuntikkan semangat baru dalam hidupnya.
Karena itu, Max memutuskan mundur dari dunia kedokteran pada 2015, lantas menekuni olahraga dan musik. Dulu dia suka olahraga, tapi karena kesibukannya, hal tersebut jarang dilakukan. ’’Kalau bangun tiap pagi saya harus merasa semangat. Suatu saat saya bangun pagi dan sudah tidak ada excitement menjadi dokter, maka saya memilih mengundurkan diri,” ujar Max ketika ditemui di Max Jazz, Minggu (3/11).
Kecintaannya pada jazz diwujudkan laki-laki kelahiran 11 Januari 1951 itu dengan mendirikan Max Jazz di Surabaya dua tahun lalu. Kelab (tempat hiburan) tersebut menjadi wadah bagi warga Surabaya yang ingin menikmati musik. Keputusannya membuka kelab itu juga didorong keinginannya memberikan ruang bagi seniman di Surabaya dan Bali untuk tampil. Max ingin memperkenalkan musik yang bagus, tidak melulu jazz, tapi juga berbagai genre yang memiliki standar kualitas yang sama dengan konser musik di Las Vegas.
Menjadi pengelola kelab memberikan kesenangan baru bagi Max. Tiap pagi, dia merencanakan pertunjukan musik di kelabnya. Dia terus mencari inspirasi untuk menentukan band, jenis musik yang disuguhkan, hingga list lagu yang dimainkan. ’’Tiap pagi saya bangun semangat memikirkan musik yang akan dimainkan. Tidak hanya untuk hari ini, rencana penampilan musik satu bulan ke depan juga,” ujar mantan chief in integrated pain di Fresno Medical Center tersebut.
Max mengenang, dulu ketika kecil, dirinya diarahkan untuk belajar piano. Meski awalnya belajar piano klasik, dia malah memilih mendalami jazz ketika dewasa. ’’Karena jazz lebih bebas ya, saya memang tidak terlalu suka dengan yang memiliki banyak aturan,” ujar Max, lantas tertawa. Di selasela kesibukannya mengelola kelab, Max pun masih suka bermain piano meski bukan untuk kebutuhan komersial.
Untuk menjaga semangatnya, Max rajin berolahraga setidaknya dua kali dalam seminggu. Selain tenis, dia melatih kebugarannya di gym. ’’Bahkan, main tenis bisa lebih dari dua kali seminggu,” imbuhnya. Olahraga tersebut membuat ketahanan tubuhnya terjaga saat aktif berkegiatan sehari-hari.
Max juga kerap mengikuti perkembangan pertandingan tenis meski harus melakukan perjalanan jauh. ’’Saya ngikutin semua pertandingan tenis. Tidak hanya di Inggris, saya usahakan menonton semua pertandingan,” ujar pria yang pernah mendapatkan gelar Dosen Luar Biasa dalam bidang pain management dari Universitas Hasanuddin, Makassar itu.
Setidaknya empat kali dalam setahun, Max melakukan penerbangan jauh untuk kembali ke Surabaya atau menonton pertandingan tenis.