Tim Estafet Langsung Borong Dua Emas
Kejuaraan Asia Panjat Tebing 2019
BOGOR, Jawa Pos – Tidak ada yang meragukan kekuatan timnas panjat tebing Indonesia pada nomor speed alias kecepatan. Buktinya, pada hari pertama Kejuaraan Asia Panjat Tebing (Asian Climbing Championship) 2019 di Stadion Pakansari, Bogor, kemarin, para climber kita memuncaki klasemen medali. Mereka menciptakan all-Indonesian final di sektor putra dan putri sehingga mengunci dua emas dan dua perak.
Pada kategori putri, emas diraih tim Indonesia A. Tim tersebut terdiri atas Nurul Iqamah, Raji’ah Sallsabillah, dan Amanda Narda Mutia. Sejak babak kualifikasi, mereka unggul atas para pesaingnya. Di final mereka menjadi yang
tercepat dengan waktu 24,942 detik. Lebih cepat sekitar empat detik atas tim Indonesia B.
’’Saat final memang sudah tenang karena berhadapan dengan teman sendiri. Jadi, waktu memanjat juga lebih rileks. Anggap saja semua sudah menang,’’ tutur Nurul setelah pengalungan medali. ’’Siapa pun yang menang, ya itulah Indonesia,’’ lanjut dia semringah.
Nurul mengatakan, Indonesia menempatkan dua wakil di final sesuai dengan target dari tim pelatih. Bagi dia, justru babak kualifikasilah yang lebih menegangkan. Terlebih cuaca di sekitar Stadion Pakansari sempat tertutup mendung dan sedikit gerimis pada sore kemarin. ’’Cuaca mau hujan dan ada angin kencang cukup membuat deg-degan. Apalagi, babak
kualifikasi sangat menentukan peringkat dan siapa yang bakal bertemu di final,’’ imbuh dia.
Sementara itu, pada sektor putra, tim yang digawangi Sabri, Rahmat Adi Mulyono, dan Fatchur Roji menjadi juara. Mereka mencatat waktu 23,492 detik. Sayangnya, tim Indonesia B yang menjadi lawan mereka gagal tampil maksimal. Salah satuclimber mereka, Kiromal Katibin, jatuh di awal pemanjatan.
Meski menang, catatan waktunya belum memuaskan. Dia mengatakan ingin mencapai waktu 17 detik. Catatan waktu di final sangat jauh dari target tersebut. Hasil paling dekat adalah yang mereka catatkan di semifinal. Yakni, 18,228 detik. ’’Selama latihan nggak pernah dapat (17 detik). Tadi lumayan, bisa 18 detik. Mungkin cuaca hampir hujan ini agak mengganggu,’’ jelas Roji.
Perjuangan Nurul dan Roji belum berakhir. Mereka akan turun lagi pada nomor combined. Tantangannya tentu lebih berat. Sebab, selama ini Indonesia masih lemah pada nomor boulder (kesulitan) dan lead (rintisan). ’’Kalau target pribadi sih, yang penting bisa masuk babak final dulu. Setelah itu, baru dipikirkan langkah selanjutnya seperti apa,’’ kata Roji.