Jawa Pos

Serahkan Rp 76,5 Juta, Tergiur Rp 11 Miliar

Terbujuk Alasan untuk Membantu Yatim Piatu

-

SIDOARJO, Jawa Pos – Betapa indahnya angan-angan Suprapto saat membayangk­an tumpukan uang merah di dalam tiga koper. Semua Rp 11 miliar. Sayang, semua bayangan indah sirna begitu warga Desa Pepe, Sedati, itu membukanya. Koper-koper tersebut cuma penuh bundelan kertas. Dia tertipu.

Suprapto melapor ke Polsek Sedati. Dia memolisika­n Zainul

Arifin, warga Desa Pedemo Negoro, Sukodono. Sebab, koper itu diberikan setelah dia meminta uang Rp 76,5 juta. Zainul menebar iming-iming kepada korbannya. Uang akan berlipat ganda.

Mulanya, jelas Kapolsek Sedati AKP Inggal Widya Perdana, pelaku bilang uang Rp 11 miliar merupakan hibah dari perusahaan. Itu dikatakan pada 23 Oktober. ”Katanya untuk anak yatim piatu,” ungkapnya.

Korban pun tertarik alasan mulia tersebut. Dia rela menyerahka­n uang sampai puluhan juta. Belakangan, alasan Zainul berubah. Pelaku bilang uang Rp 76,5 juta itu untuk biaya ritual. Mintanya bertahap. Dengan ritual, uang puluhan juta bisa menjadi belasan miliar.

Korban yakin saat tersangka memberikan tiga koper. ”Syaratnya, tidak boleh langsung dibuka,” ungkap perwira dengan tiga balok di pundak itu.

Sebenarnya Suprapto sudah curiga. Namun, Zainul benarbenar lihai bersilat lidah. Dia menghubung-hubungkan uang hibah tersebut dengan hal-hal klenik. Harus ada ritual dulu. Pakai minyak wangi, dupa, dan benda-benda lain. ”Bilangnya nunggu persetujua­n ’si mbah’ dulu. Korban percaya-percaya saja,” tambah Inggal.

Korban lama-lama gelisah. Lebih-lebih, pelaku juga terus meminta uang lagi. Nah, pada awal November, Suprapto nekat membuka koper tersebut. Dia terkejut. ”Isinya kertas bundelan,” ungkapnya. Korban pun langsung melapor ke Polsek Sedati. Pelaku cepat dibekuk di rumahnya dan dijadikan tersangka.

Ternyata Zainul tidak sendiri. Dia melakukan aksi tipu-tipu bersama istrinya, Imas Bainudin. ”Waktu kami tangkap, istrinya tidak ada di tempat. Sudah kami tetapkan sebagai DPO (buron),” ungkap Inggal.

Polisi terus menyelidik­i kasus tersebut. Siapa tahu sudah ada korban-korban lain. ”Tersangka mengaku cuma menipu satu orang,” tandas Inggal.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia