Polda Periksa Pejabat dan Kontraktor
Usut Penyebab Ambruknya Ruang Kelas SDN Gentong Nadiem Minta Inspektorat Lakukan Investigasi
PASURUAN, Jawa Pos – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim meminta penyebab ambruknya atap kelas di SDN Gentong, Pasuruan, diusut tuntas. Tujuannya, mencegah terjadinya insiden serupa di sekolah lain.
Hal itu dia sampaikan saat berkunjung ke SDN Gentong, Kota Pasuruan, kemarin siang (7/11)
Pantauan Jawa Pos Radar Bromo, Nadiem dan rombongan tiba di sekolah yang beralamat di Jalan Kiai Sepuh itu pukul 13.15. Mendikbud didampingi Sekda Kota Pasuruan Bahrul Ulum dan Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Siti Zunniati. Mereka memantau empat ruang kelas SDN Gentong yang atapnya ambruk. Mulai kelas V-A, V-B, II-A, hingga II-B. Tak begitu lama Nadiem melihat-lihat atap bangunan yang ambruk itu. Dia langsung bergegas ke ruang sekretariat sistem penjaminan mutu internal (SPMI).
Di ruang yang berada di depan halaman sekolah itu, digelar pertemuan tertutup antara Nadiem, Kepala SDN Gentong Endang Ganefa, dan para guru. Ada juga Kepala Dinas Pendidikan Jatim Hudiono, Bahrul Ulum, dan Siti Zunniati.
Pertemuan tertutup itu berlangsung sekitar 15 menit. Nadiem terlihat kerap berbicara dan menoleh kepada Endang yang duduk di kanannya. Endang terlihat sesenggukan saat menyampaikan keterangan kepada Nadiem.
Dia akhirnya menitikkan air mata sambil menunduk. Sementara itu, Nadiem hanya mengangguk-angguk.
Selepas pertemuan, Nadiem mengucapkan belasungkawa untuk para korban, baik yang meninggal maupun terluka. ”Saya akan mengunjungi keluarga korban,” kata Nadiem. Mantan bos Gojek itu menyatakan tak bisa menerima insiden tersebut. ”Ini adalah suatu hal yang tidak bisa saya terima. Seharusnya kita melakukan hal yang lebih baik lagi dari semua pihak. Baik dari pusat, pemerintah daerah, harus bersama-sama gotong royong untuk memastikan hal ini tak terjadi lagi,” tambahnya.
Dia menegaskan, keamanan murid, guru, dan orang tua harus diutamakan. Sebab, murid dan guru berhak atas suasana sekolah yang aman dan nyaman. Nadiem menegaskan, tim dari inspektorat jenderal tengah melakukan investigasi. ”Agar kita bisa samasama merencanakan bagaimana menghindari ini, tidak terjadi lagi,” ucapnya.
Dari SDN Gentong, Mendikbud melanjutkan kunjungan ke rumah duka Irza Almira, 8, yang dekat dengan sekolah. Dia ditemui orang tua Irza, yakni Mohammad Zuber dan Ummul Khoiro. Nadiem juga bertakziah ke rumah duka Sevina Arsy Wijaya, 19, di Kelurahan Mandaranrejo, Kecamatan Panggungrejo.
Dengarkan Curhat Guru dan Kasek
Di Kota Pasuruan, Nadiem tak hanya meninjau SDN Gentong dan bertakziah. Kesempatan itu sekaligus dia manfaatkan untuk menghimpun keluhan para guru dan kepala SD maupun SMP.
Hal itu terlihat dalam pertemuan yang digelar di SDN Pekuncen. Nadiem meminta kepada belasan guru dan kepala sekolah yang hadir agar tak canggung untuk menyampaikan curhat. Sebagai Mendikbud, dia menyatakan tidak anti dikritik terkait dengan dunia pendidikan saat ini.
”Sejak pelantikan kemarin, 100 hari pertama kerja saya komitmen untuk tidak hanya jadi guru, tapi juga murid. Agar bisa terus belajar dalam menyempurnakan sistem pendidikan kita,” ujarnya.
Salah seorang guru SDN Pekuncen, Subur, mengeluhkan kebijakan pendidikan yang kerap berubah-ubah. Terutama setiap ada pergantian pejabat di tingkat kementerian. ”Seperti kurikulum. Jadi, kami harus terus menyesuaikan dengan kebijakan baru,” bebernya.
Subur juga mengatakan bahwa beban tugasnya selama ini bertambah. Sebab, sebagai wali kelas, dia tak hanya bertanggung jawab mengajar anak didik. ”Tapi juga disibukkan untuk menyusun silabus dan RPP. Itu butuh waktu berjam-jam, Pak Menteri, ini tiap hari,” keluh dia.
Kepala SMPN 5 Kota Pasuruan M. Amin juga berkeberatan dengan program swakelola proyek fisik yang dibebankan kepada sekolah. Menurut dia, hal itu justru membebani pihak sekolah.
”Dan kami takut seperti kejadian kemarin. Karena kalau ada apaapanya, kan kepala sekolah sebagai penanggung jawab. Sebaiknya di-handle langsung oleh dinas terkait seperti dinas PU,” tuturnya.
Kemarin tim Laboratorium Forensik Polda Jatim menemukan sejumlah barang bukti dalam insiden ambruknya atap SDN Gentong. Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera menerangkan, hasil labfor telah keluar. ”Ada banyak materi yang bisa diambil dari bukti labfor. Namun, tidak bisa diungkapkan secara rinci,” kata dia kemarin di Mapolda Jatim.
Menurut dia, bukti paling nyata adalah adanya fungsi benda yang digunakan dalam pembangunan itu. Misalnya, besi di setiap bangunan kelas, genting, asbes, dan galvalum. Nah, benda-benda tersebut dicocokkan dengan laporan rencana anggaran biaya (RAB). ”Pasti ketemu nanti perbedaan di dalam RAB itu,” jelas dia.
Barung menambahkan, rancangan pembangunan proyek renovasi SDN Gentong disusun pada 2012. Saksi-saksi yang terlibat akan didalami. ”Empat orang, inisialnya RT, LS, SSM, dan MR,” imbuhnya.
Lulusan Akpol 1992 tersebut menyatakan, RT dan MR merupakan aparatur sipil negara (ASN). RT saat ini bertugas di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pasuruan. Lalu, MR berdinas di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soedarsono, Kota Pasuruan.
Dua lainnya merupakan direktur pelaksana proyek tersebut. LS merupakan Dirut CV Andalus. Perusahaan itulah yang mengerjakan rehab SDN Gentong. SSM menjabat direktur CV DHL Putra, perusahaan yang menjadi mitra pengerjaan. ”Masih banyak lagi, masih proses. Keterangannya bakal dicocokkan dengan barang bukti,” ucapnya.