Panitia dan Pengurus PSI Tak Satu Suara
SURABAYA, Jawa Pos – Bursa nama bakal calon wali kota (bacawali) Surabaya tampaknya belum bergeser ke mana-mana. Itu terlihat dari nama-nama yang mendaftar ke penjaringan calon DPC Partai Gerindra Surabaya. Salah satu nama, Wakil Ketua DPD Golkar Jatim Zahrul Azhar As’ad alias Gus Hans, disebut-sebut juga bakal mengambil formulir.
Bagiyon, ketua tim penjaringan bacawali DPC Partai Gerindra, membenarkan hal tersebut. Dia mengaku sudah ditelepon Gus Hans. Pria yang pernah menjadi juru bicara Gubernur Khofifah Indar Parawansa itu memastikan akan datang untuk mendaftar. ”Sudah konfirmasi. Rencananya Senin (11/11),” ujarnya kemarin (7/11). Bagiyon mengaku ada beberapa nama yang memang dianggap potensial. Namun, dia tidak mau menyebutkannya sekarang. Sebab, itu akan dibahas panitia penjaringan bacawali bersama pengurus di DPC.
Semua bakal calon yang mendaftar diminta membuat tulisan tentang visi-misi yang berisi dua poin. Intinya meliputi program dan strategi pemenangan serta strategi pembiayaan. Terkait strategi pemenangan, ada lima pertanyaan yang harus dijawab melalui tulisan atau esai oleh masing-masing bakal calon. Salah satunya keterlibatan struktural partai dalam proses pemenangan. ”Apakah ingin menggunakan mesin partai atau punya tim sendiri,” kata Bagiyon.
Dalam strategi pembiayaan, yang ditanyakan lebih detail. Salah satunya biaya pemenangan tim di tingkat kota sampai tingkat TPS (tempat pemungutan suara). Bakal calon juga ditanyai berapa dana yang disiapkan untuk calon saksi, mulai proses rekrutmen, pelatihan, sampai penugasan pada hari H. Semua itu harus dijabarkan dalam bentuk esai.
”Political cost itu beda dengan mahar. Kita tidak ada mahar. Instruksi dari Pak Prabowo (ketua umum Gerindra, Red), partai tidak boleh meminta sepeser pun biaya kepada calon kepala daerah yang mendaftar. Jadi, gratis,” paparnya.
Secara terpisah, Gus Hans dalam konfirmasinya menyatakan memang berencana mendaftar ke Partai Gerindra setelah namanya tercatat di Nasdem dan PSI. Selain merupakan bentuk keseriusan maju sebagai calon wali kota, Gus Hans menilai hal itu merupakan bagian dari kerja politik. ”Ini bagian dari proses untuk menjajaki mitra koalisi,” ucap alumnus Pondok Pesantren Darul Ulum, Jombang, itu.
Menurut Gus Hans, partainya (Golkar) tidak bisa mengusung calon sendiri. Sebab, perolehan kursi di DPRD Kota Surabaya hanya lima. Sementara itu, kebutuhan kursi untuk maju pemilihan wali kota (pilwali) 2020 minimal 10 kursi. ”Jadi, kerja-kerja politik seperti ini (mendaftar ke beberapa partai, Red) harus mulai dilakukan sejak sekarang,” katanya.
Di sisi lain, Ketua DPC Gerindra Surabaya B.F. Sutadi menambahkan, partainya memang membuka kesempatan kepada semua orang untuk mendaftar. Namun, hingga saat ini jumlah pendaftar masih sama. Yakni, 13 orang.
Soal mitra koalisi, Sutadi belum mau berandai-andai. Yang jelas, dia mengaku sudah menjalin komunikasi politik dengan Nasdem dan PSI. ”Demokrat dan PDIP masih proses. Kita jalan terus pokoknya,” jelasnya.
Meski demikian, biasanya namanama yang muncul di awal-awal pemilihan akan berkurang. Sejumlah nama baru sangat mungkin tiba-tiba menyeruak saat deadline pendaftaran calon ke KPU Surabaya mendatang.(adi/c6/ano)
PENDAFTARAN bakal calon wali kota (bacawali) di PSI belum jelas. Panitia konvensi menyebut tidak ada pembukaan pendaftaran lagi. Sementara itu, peng_ urus partai menyatakan bahwa pembukaan pendaftaran merupakan perintah DPP (dewan pimpinan pusat).
Sebelumnya, sempat muncul kabar yang simpang siur terkait pendaftaran bacawali di PSI. Ada yang menyebutkan bahwa pendaftaran memang sudah ditutup pada 20 Oktober dan dilanjutkan seleksi berkas administrasi sampai 29 Oktober.
Kemudian, muncul wacana pendaftaran dibuka lagi pada 1 November. Pendaftaran diperpanjang sampai 30 November. ”Itu dari DPP langsung,” ujar Sekretaris PSI William Wirakusuma.
Menurut Willy, sapaan akrabnya, DPP menginstruksikan pendaftaran dibuka sampai 30 November. Memang, kata Willy, tidak ada klausul tentang pembukaan lagi. ”Tapi, dengan adanya peraturan tersebut, otomatis pendaftaran yang sudah ditutup harus dibuka kembali,” kata anggota Komisi C DPRD Surabaya tersebut.
Hal itu berbeda dengan pendapat panitia konvensi. Wendik Arifiyanto, ketua panitia konvensi, menegaskan tidak ada pembukaan pendaftaran lagi di PSI. ”Kami masih mempertimbangkan para bakal calon yang sudah mengembalikan formulir,” ucapnya.
Wendik mengatakan sudah mendapat kabar terkait perpanjangan masa pendaftaran tersebut. Namun, panitia tetap berpatokan pada kesepakatan awal. Yakni, untuk sementara tidak ada pembukaan pendaftaran lagi.
Namun, hal itu berdampak pada proses wawancara. Yang awalnya digelar pada 1 November, prosesnya kini harus diundur. ”Kebijakan itu (perpanjangan masa pendaftaran, Red) dikeluarkan untuk DPD atau DPW yang belum siap kemarin. Jadi, prosesnya diperpanjang. Kita (DPD PSI Surabaya, Red) sudah siap,” tuturnya.