Jawa Pos

Olah Limbah Plastik Jadi Bahan Bakar Minyak Mentah

-

SURABAYA, Jawa Pos – Kampung RW 9, Kelurahan Banyu Urip, unjuk gigi dalam penjurian lomba Surabaya Smart City (SSC) kemarin (7/11). Tim lomba memamerkan produk andalannya, yakni bahan bakar minyak mentah dari plastik.

Bahan bakar itu hasil pengolahan sampah plastik yang selama ini menjadi masalah di lingkungan tersebut. Dalam sehari, produksi sampah di RW 9 mencapai 16 kilogram. ”Menurut aturan, sekarang sampah itu tidak boleh dibakar sampai keluar asap,” ujar Agung T.K., ketua RT 13, RW 9, Kelurahan Banyu Urip, di kantor dinas kebersihan dan ruang terbuka hijau (DKRTH) kemarin.

Menurut Agung, sampahsamp­ah itu sangat mengganggu dan sulit terurai. Agar plastikpla­stik bekas tersebut tidak terbuang ke tempat pembuangan sampah (TPS), warga putar otak. Sampah plastik harus diolah. Caranya, limbah plastik dibakar di dalam drum bekas.

Nah, drum berbahan besi itu sudah dimodifika­si. Ada satu pipa yang dipasang dan disambungk­an ke dua tong besar. Dua tong itulah yang menampung uap hasil pembakaran plastik tersebut. ”Untuk pembakaran, titik didihnya harus sampai 190 derajat Celsius. Jadi, harus pakai api bertekanan tinggi,” paparnya. Hasil penguapan itu kemudian dimasukkan ke pendingin. Menurut Agung, dari hasil pendingina­n tersebut, yang pertama keluar adalah minyak tanah. Kemudian, dari pendingina­n selanjutny­a, bisa keluar solar sampai bensin. ”Satu kilogram sampah plastik jadi setengah liter minyak mentah,” katanya.

Selain Banyu Urip, ada 29 kampungyan­gjugamempr­esentasika­n keunggulan dan potensi masingmasi­ng. Salah satunya kampung Morokremba­ngan. Kampung di Surabaya Utara itu memamerkan produk tas daur ulang.

Ada pula tim dari kampung Kalijudan dengan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) plus bank sampah yang menjadi unggulan. Sekretaris DKRTH Ipong Wisnoe Wardono mengapresi­asi antusiasme warga.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia