MINIONS PENGUASA FUZHOU
Minions Juara Empat Kali Beruntun
– Awal musim ini, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo sempat bikin khawatir. Sampai pertengahan Juli, mereka baru merebut dua gelar. Kontras sekali dengan tahun lalu ketika ganda putra nomor satu dunia itu memborong delapan gelar. Mereka bahkan tumbang di babak pertama All England, gagal merebut gelar juara Asia, dan kesulitan di tur Asia Tenggara.
Namun, kita seharusnya tidak perlu susah payah mengkhawatirkan mereka. Pada akhir tahun, pasangan yang dijuluki Minions tersebut
ngegas habis-habisan. Sejak Indonesia Open, mereka sulit dihentikan. Hingga akhirnya, di Fuzhou China Open, mereka mengunci gelar kedelapan. Menyamai capaian tahun lalu.
Dalam final di Haixia Olympic Sports Center kemarin, Marcus/Kevin mengalahkan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda 21-17, 21-9. Hanya dalam waktu 32 menit. Mereka tampil tanpa cela. Defense Marcus kian tangguh, sedangkan pukulan Kevin di depan net makin bervariasi. Secara umum, permainan mereka makin efektif. Seringnya, poin didapat hanya lewat tiga sampai lima stroke.
’’Kami senang dengan penampilan kami. Kami merasa bisa menikmati permainan dan tampil cukup baik,’’ tutur Marcus seperti dikutip dari siaran pers PP PBSI. ’’Di awal tahun, kami merasa tidak tampil bagus. Tapi, kami belajar di mana salahnya dan bagaimana mengatasinya,’’ lanjut pemain 28 tahun tersebut.
Laga kemarin sangat asyik ditonton. Kamura/ Sonoda, yang merupakan unggulan keempat, memberikan perlawanan keras. Mereka mengajak bermain cepat dan menghujani Marcus/ Kevin dengan drive datar yang berisiko tinggi. Minions kadang terpancing. Lalu membuat
error. Marcus bahkan sempat mencoba melambatkan tempo dengan melempar lob.
Tekanan Kamura/Sonoda berlanjut pada game kedua. Mereka langsung leading 8-5. Namun, Minions dengan cerdik mulai mengambil alih kontrol. Mereka bermain cermat, tidak terpancing. Kevin memaksimalkan aksi di depan. Benar saja, keran poin Kamura/
Sonoda langsung macet.
’’Di game kedua, mereka banyak kena cegat Kevin. Mainnya buru-buru juga, jadi mereka langsung hilang fokus,’’ ungkap Marcus. ’’Kami dapat poin banyak, Kamura/Sonoda tambah drop, jadi ketinggalan makin jauh,’’ ulasnya.
Tentu saja tak akan ada yang melupakan proses kemenangan mereka. Pada championship
point, Kevin sendirian meladeni sisa-sisa perlawanan Kamura/Sonoda. Dia melancarkan sembilan smes, sedangkan Marcus bersantai di depan, sampai sempat meregangkan bahu dan tangan. Setelah Marcus menyumbang satu smes, sontekan ringan Kevin ke arah kanan tak bisa dikembalikan Kamura.
Terlepas dari itu, Minions memang punya keberuntungan yang bagus di Tiongkok. Khususnya Fuzhou. Sejak 2016, mereka selalu menjadi juara di sana. Pada 2016 dan 2017 mereka menjuarai China Open (super
series premier) yang saat itu masih diselenggarakan di kota industri tersebut. Lalu, sejak Fuzhou China Open (super 750) diciptakan pada 2018, mereka juga selalu menjadi juara.
Berarti, mereka sudah empat kali beruntun merebut gelar di Fuzhou.
Itu masih ditambah dua gelar China Open (super 1000) edisi 2018 dan 2019.
So, jika ditotal, sejak 2016, mereka menyapu enam gelar super series (setara dengan super 500+) di Negeri Panda.
Musim ini masih menyisakan Hongkong Open. Marcus/
Kevin punya kans merebut gelar kesembilan, melampaui rekor yang mereka cetak sendiri.
Mereka tampaknya tidak ingin mengendurkan penampilan. Demi bekal yang lebih mantap untuk menatap World
Tour Finals di
Guangzhou pada Desember mendatang.