Hadiah Indah untuk Ultah Ultrasmania
2 GRESIK UNITED vs PERSIGO SEMERU FC 1
GRESIK, Jawa Pos – Kado istimewa didapat Ultrasmania yang merayakan hari jadi ke-20 pada Selasa lalu (5/11). Kemarin sore Gresik United memberikan hadiah kemenangan 2-1 kala menjamu Semeru FC di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik.
’’Ini kado terbaik buat Ultras. Saya ucapkan terima kasih karena sudah mendukung kami, bagaimanapun keadaannya,’’ kata pelatih Gresik United Jamal Yastro.
Hasil itu memang layak dirayakan. Sebab, sebelumnya Gresik United jeblok di dua laga kandang. Mereka menelan satu kekalahan dan satu hasil imbang. Yakni, kala bermain seri tanpa gol kontra Perssu
Sumenep (13/10) dan kalah 1-3 oleh PS Ngada (3/11). Meski dua laga kandang dilalui dengan buruk, Ultrasmania tetap setia mendukung Gresik United. Sampai akhirnya, kemenangan kandang perdana diraih. ’’Kemenangan ini tidak semudah seperti yang dibayangkan. Kuncinya, anak-anak punya fighting spirit yang bagus,’’ tambahnya.
Gresik United sempat mengalami kesulitan. Mereka baru membuka keunggulan melalui sundulan Herdin pada menit ke46. Tapi, 13 menit berselang, Semeru FC mampu menyamakan kedudukan lewat Rizky Dwi Pangestu. M. Isa Abdullah menjadi penentu kemenangan tuan rumah lewat golnya pada menit ke-74.
Setelah itu, laga berlangsung panas. Pemain kedua tim sering terlibat kontak fisik. Wasit Kurnia Setiawan sampai mengeluarkan delapan kartu kuning dalam laga kemarin. Masing-masing empat untuk setiap tim. Soal tensi panas, Direktur Teknik Semeru FC Rudy Keeltjes angkat bicara. Menurut dia, hal itu dipicu kepemimpinan wasit yang buruk.
Menurut Rudy, ada beberapa momen yang merugikan anak asuhnya. Termasuk saat bek Gresik United Husni Mubarok terlibat adu fisik dengan pemain
Semeru FC. ’’Pemain kami dipukul. Tapi, wasit memutuskan play on. Ini sepak bola atau pencak silat?’’ ujar Rudy. Dia pun menyayangkan penunjukan Kurnia Septiawan sebagai pengadil. ’’Ini seolah PSSI nunjuk wasit untuk cari jam terbang saja,’’ tegasnya.
Meski muntap, Rudy memastikan bahwa timnya tak akan melayangkan surat protes. Sebab, hal itu dinilai hanya buang-buang waktu. ’’Percuma. Nanti (surat protes) nyampai sana (PSSI) cuma ditaruh, tapi nggak dibahas,’’ kata mantan pemain dan pelatih Persebaya Surabaya tersebut.