Lagi-Lagi Mengadu soal Fasum-Fasos
SURABAYA, Jawa Pos – DPRD Surabaya sering mendapat keluhan dari warga akibat fasum dan fasos perumahannya belum diserahkan ke pemkot. Yang terakhir adalah laporan warga Mulyosari. Mereka harus mengoperasikan dan menanggung beban rumah pompa yangbanjir sendiri karena bantuan pemkot tidak bisa masuk.
Saat musim hujan mulai datang, warga semakin waswas. Sudah lebih dari 14 tahun bantuan pemkot tidak bisa masuk. PLN juga berencana memutus listrik warga jika tunggakan belum dibayarkan. Daerah di Surabaya Timur itu memang berada di daerah cekungan. Ketika hujan turun, rumah warga pasti tergenang.
Dewan meminta pemkot segera mengambil keputusan. Sebab, hujan mulai turun. Intensitasnya diprediksi semakin meningkat bulan depan. ’’Ini kira-kira kendalanya apa kok dari rapatnya selalu berputar-putar pada masalah yang sama,’’ ujar Wakil Ketua Komisi B Aning Rahmawati.
Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya Awaludin Arief mengatakan bahwa PU tidak bisa masuk secara langsung membantu warga. Sebab, secara legalitas, lahan fasum perumahan belum diserahkan ke pemkot. ’’Kalau sudah diserahkan, kami bisa berikan intervensi langsung,’’ katanya.
Intervensi itu berupa pembangunan saluran, penambahan rumah pompa di wilayah terdampak, hingga pembangunan boezem. Awaludin menerangkan, wilayah warga tersebut sangat memerlukan boezem untuk menampung air sementara. Tanpa boezem, selalu ada genangan. ’’Kalau tanahnya diserahkan pemkot, nanti langsung dibangun,’’ tuturnya.