Ketua Dewan Ikut Meninjau Inovasi Peserta
GRESIK, Jawa Pos – Program Gresik BISA (bersih, indah, sejuk, dan asri) 2019 tidak hanya menjadi ajang bagi kampung dan sekolah untuk beradu inovasi di bidang penataan lingkungan. Para peserta juga berlomba-lomba memamerkan kreasi produk-produk unggulan.
Di RT 6, RW 6, Desa Randuagung, Kebomas, misalnya, warga dan pegiat lingkungan memiliki produk yang terbilang kreatif. Yakni, manisan mangga dan belimbing wuluh. Manisan itu mempunyai rasa khas. Selain itu, lingkungan di Randuagung tersebut dikenal sebagai kampung toga. Maklum, saat ini sudah ada 200 jenis tanaman hasil budi daya.
Yang menarik, dalam penilaian di kampung tersebut, Ketua DPRD Gresik Fandi Akhmad Yani juga menyempatkan diri untuk hadir. Kader muda dari PKB itu membaur bersama warga. Dia melihat-lihat suasana kampung hingga mencicipi produk unggulan kreasi ibu-ibu di desa tersebut. Semangat warga RT 1, RW 4, Desa Gedangan, Sidayu, juga patut mendapat acungan jempol. Meski desanya berstatus kampung pemula, warga sudah menelurkan sejumlah produk unggulan. Salah satunya, kreasi olahan buah mangga menjadi dodol. Maklum, di kampung tersebut, mangga tumbuh subur. ’’Selain itu, kami terus berupaya menghijaukan permukiman ini,’’ tutur Basyiril, ketua RT.
Inovasi penataan lingkungan oleh warga RT 3, RW 4, Kelurahan Sidomoro, Kebomas, juga tidak kalah menarik. Kampung itu memiliki sentra budi daya melon hidroponik. Bahkan, kini warga berusaha menjadikan wilayah tersebut sebagai objek wisata petik melon.
Lalu, warga RT 2, RW 2, Desa Randuagung, Kebomas, sukses memanfaatkan kotoran kambing sebagai pupuk organik cair (POC).
Warga di RT 4, RW 1, Desa Wadeng, Sidayu, tidak kalah semangat. Mereka tengah menggalakkan budi daya jamur dengan menggunakan media tanam dari limbah serbuk kayu sengon. Lalu, mereka juga membuat produk bekatul sebagai nutrisi. ’’Hasil produksinya sudah kami pasarkan sampai ke sejumlah mal di Gresik,’’ jelas Ketua RT Nurhadi.