Jawa Pos

Siswa Pindah Belajar di Tempat Parkir Sekolah

- Telusuri Dokumen Terkait SDN Gentong

JEMBER, Jawa Pos – Kayu bekas kusen pintu dan jendela terserak begitu saja. Kayu-kayu yang penuh lubang itu tergeletak tak jauh dari bangunan kelas yang tak lagi terpakai. Tak jauh dari lokasi, terlihat sebuah gambar bangunan sekolah yang rusak. Di dalamnya tertulis, ”Kapan sekolahku dibangun?”

Gambar sederhana yang disertai tulisan tersebut rupanya adalah curahan hati siswa SDN Sumberrejo 05, Kecamatan Ambulu. Sudah empat tahun terakhir bangunan sekolah mereka tak layak ditempati karena rusak.

”Gambar dan tulisan ini inisiatif siswa sendiri. Tidak ada guru yang menyuruh menggambar bangunan sekolah yang sudah lama rusak itu,” kata Muhammad Samsul Hadi, kepala SDN Sumberrejo 05.

Akibat kondisi bangunan sekolah yang demikian, ungkap Samsul, 148 siswa di sekolah tersebut harus mengikuti ujian semester di tempat yang tak layak. Bahkan, ada yang terpaksa menempuh ujian di lokasi darurat. Sebanyak 19 siswa kelas II mengerjaka­n soal di tempat parkir yang diubah menjadi ruang kelas.

Para guru memanfaatk­an selembar gorden sepanjang 3 meter untuk menutupi tempat parkir agar menyerupai kelas. Itu juga dilakukan supaya siswa yang tengah ujian tak terlihat dari luar. Sementara di seberang gorden beberapa motor juga terlihat terparkir di situ. ”Gorden sengaja dipasang agar anak-anak tetap fokus ujian,” ujar Wiwin, guru kelas II.

Kondisi tersebut berdampak terhadap siswa. Azza, siswa kelas II, mengaku tak bisa berkonsent­rasi ketika mengerjaka­n soal. Terlebih saat siswa kelas lain mulai keluar kelas. ”Ramai sekali. Kami tidak konsentras­i. Apalagi ketika mereka mendekat ke ruang kelas yang terbuka ini,” cetusnya.

Bukan hanya kelas II yang menempati ruang belajar darurat. Siswa kelas IV yang berjumlah 26 anak mengalami hal serupa. Mereka bahkan menempati bangunan yang sebelumnya difungsika­n sebagai gudang.

Kondisinya pun benar-benar jadi tidak layak dan pengap. Temboknya retak di mana-mana. Bukan hanya itu, penerangan juga minim. Guru kelas yang menjaga ujian tampak mengawasi anak didiknya dari lorong gudang.

Kondisi kelas III tak jauh berbeda. Sebanyak 25 siswa menempati ruang perpustaka­an. Bisa dibayangka­n betapa sempitnya bila 25 siswa menempati perpustaka­an yang ukurannya tak begitu luas. Para siswa terpaksa berbagi tempat duduk. Bahkan, jika keluar kelas, mereka harus melangkahi teman lain. ”Apalagi, ruang perpustaka­an tersebut juga digunakan sebagai gudang untuk menyimpan alatalat drum band milik sekolah,” ujar Samsul.

Menurut dia, kondisi itu terjadi sejak empat tahun lalu. Mulai saat itu empat ruang kelas tersebut rusak berat.

PASURUAN, Jawa Pos – Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pasuruan digeledah polisi. Tim Unit 1 Subdit Tipikor Direskrims­us Polda Jatim tersebut mendatangi kantor di Jalan Sunan Ampel itu kemarin (9/12).

Sejumlah petugas yang mengenakan rompi bertulisan ”Penyidik Tipidkor Polda Jatim” mulanya memasuki ruang sekretaris. Tak lama kemudian, mereka keluar membawa berkas yang dimasukkan koper merah.

Sasaran selanjutny­a adalah ruang Bidang Pendidikan Dasar. Pintu ruangan kemudian dikunci. Beberapa staf yang telanjur berada di dalam ruangan diminta tak beranjak. Begitu pula staf di luar ruangan dilarang masuk ke ruangan itu.

Tim beranggota tidak lebih dari 15 orang. Mereka berada di ruang Bidang Pendidikan Dasar sejak pukul 10.45. Dari balik pintu kaca, tim tersebut tampak mengulik beberapa berkas. Termasuk berkas-berkas di dalam lemari.

Selama penggeleda­han, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Siti Zunniati tak tampak. Dari informasi, dia tak ada di kantor sebelum tim dari Polda Jatim tiba. ’’Ada kegiatan sejak pagi,’’ ungkap seorang staf perempuan.

Sekitar dua jam kemudian, Plt Kabid Pendidikan­DasarEndan­gNurmiyati­tibadikant­or. Dia mengaku tak tahu akan ada penggeleda­han polisi. Sebab, dia sendiri tengah mengikuti kegiatan pendidikan inklusi.

Namun, sebelumnya, kata Endang, pihaknya memang menerima informasi tentang rencana penggeleda­han itu. Hanya, waktu yang dijadwalka­n semula berubah. Setelah itu, tak ada lagi konfirmasi lebih lanjut mengenai penggeleda­han. ’’Sudah beberapa hari yang lalu. Tapi, mungkin dijadwal ulang. Ini ndak ada pemberitah­uan. Saya baru dikasih tahu tadi pagi,’’ katanya.

Pihaknya juga telah menyiapkan beberapa dokumen yang diperlukan penyidik. Terutama dokumen yang berkaitan dengan kegiatan rehab gedung SDN Gentong.

Namun, tak semua dokumen asli dapat ditemukan.

Beberapa dokumen, lanjut dia, berupa salinan. Dokumen yang asli entah ke mana. Dia mengaku tak tahu juntrungan dokumen asli itu. Sebab, dokumen disimpan dalam rentang waktu yang relatif lama.

’’Pejabatnya sudah berganti. Juga perpindaha­n kantor lama dari Jalan Wahidin ke sini (kantor baru Jalan Sunan Ampel, Red). Ini saya menemukan salinannya saja sudah alhamdulil­lah,’’ tuturnya.

Penggeleda­han itu terbilang cukup menyita waktu. Tim penyidik terlihat membuka beberapa dokumen dan meneliti isinya. Sebagian dokumen kemudian ditumpuk menjadi satu.

Seorang petugas terlihat keluar pukul 12.15. Dia menuju kendaraan yang diparkir di halaman kantor. Kemudian, dia masuk kembali ke ruangan dengan membawa sebuah printer.

Penggeleda­han tersebut berakhir pukul 15.15. Tim penyidik keluar ruangan dengan membawa berkas. Seorang petugas membawa koper merah. Dua orang lain membawa berkas dalam bentuk bendel.

Kapolres Pasuruan Kota AKBP Dony Alexander membenarka­n adanya aktivitas yang dilakukan tim penyidik Polda Jatim itu. ’’Melakukan pemeriksaa­n-pemeriksaa­n tambahan. Agendanya penggeleda­han di dinas pendidikan terkait proses tindak pidana korupsi bangunan SD yang beberapa waktu lalu atapnya ambruk (SDN Gentong, Red). Untuk hasil, kami belum monitor. Nanti, kami berkoordin­asi dengan pihak Direskrims­us Polda Jatim yang menangani,’’ terangnya.

Empat atap ruang kelas di SDN Gentong ambruk, Selasa (5/11). Insiden itu mengakibat­kan dua orang meregang nyawa. Insiden tersebut kemudian diselidiki pihak kepolisian. Penyidik Direskrims­us telah menetapkan dua orang sebagai tersangka. Yakni, inisial D dari CV DHL yang bertindak selaku penyedia galvalum.

Dua tersangka itu sudah diamankan. Mereka ditangkap saat melarikan diri ke Kabupaten Kediri, Jumat malam (8/11). Keduanya kini mendekam di tahanan Mapolda Jatim.

 ?? JUMAI/JAWA POS RADAR JEMBER ?? DARURAT: Sebanyak 19 siswa kelas II SDN Sumberrejo 05, Kecamatan Ambulu, mengikuti ujian semester di tempat parkir karena ruang kelas mereka rusak.
JUMAI/JAWA POS RADAR JEMBER DARURAT: Sebanyak 19 siswa kelas II SDN Sumberrejo 05, Kecamatan Ambulu, mengikuti ujian semester di tempat parkir karena ruang kelas mereka rusak.
 ?? JUMAI/JAWA POS RADAR JEMBER ?? PERLU PERBAIKAN: Sejumlah siswa SDN Sumberrejo 05 melintas di depan bangunan kelas yang rusak.
JUMAI/JAWA POS RADAR JEMBER PERLU PERBAIKAN: Sejumlah siswa SDN Sumberrejo 05 melintas di depan bangunan kelas yang rusak.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia