Putus Sekolah Biang Anak Nakal
SURABAYA, Jawa Pos – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menilai putus sekolah menjadi salah satu penyebab utama kenakalan anakanak. Dari banyak kasus yang ditangani pemkot, anak-anak putus sekolah itu terlibat dalam berbagai kenakalan remaja, mulai tawuran hingga terjerat masalah lain.
Di hadapan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawanti, Risma memaparkan upaya-upaya Pemkot Surabaya dalam menangani anak-anak itu. Terutama soal pendidikan. Mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu dibantu pemkot. Tetapi, pemkot sekarang hanya punya kewenangan untuk penanganan pendidikan hingga tingkat SMP.
”Karena SMA dan SMK diambil alih provinsi, banyak anak putus sekolah,” ungkap Risma di hadapan Menteri Bintang dan rombongan di rumah dinas wali kota. Pertemuan pagi itu dikemas dalam format presentasi dan tanya jawab dengan suasana relatif santai. Hadir dalam pertemuan tersebut, pejabat dari Kementerian PPPA. Selain itu, ada Sekretaris Daerah Hendro Gunawan dan sejumlah kepala organisasi perangkat daerah.
Risma menceritakan bahwa kepala organisasi perangkat daerah sempat urunan untuk membantu pembiayaan siswa tersebut. Tetapi, karena jumlah siswa putus sekolah sangat banyak, akhirnya dicari format yang lebih bagus. Dengan begitu, didirikanlah sanggar kegiatan belajar negeri yang memberikan pendidikan keterampilan untuk siswa tersebut. Siswa juga bisa mendapatkan ijazah. ”Sekolah untuk anak putus sekolah. Ini yang kita buat di Surabaya. Kita ajari life skill,” ujar dia.
Berdasar temuan pemkot, salah satu penyebab utama kasus kenakalan remaja hingga kriminal yang melibatkan anak itu adalah putus sekolah. ”Kalau putus sekolah, anak itu akan cenderung nakal. Jadi, kita menemukan banyak bandit, penjambret, dan perampok itu dari anak putus sekolah,” imbuh Risma.
Yang juga diperhatikan adalah kondisi anak di luar sekolah. Siswa biasanya berada di sekolah selama delapan jam. Nah, 16 jam sisanya itu, siswa mendapat perhatian dari pemkot agar mereka punya kegiatan positif lainnya. ”Kita amankan lingkungan di kampung mereka. Diberi kesibukan menari, bela diri, olahraga, musik, dan sebagainya. Diberi ruang positif itu,” ujar Risma.
Menteri Bintang mengatakan tertarik dengan upaya-upaya Pemkot Surabaya dalam perlindungan anak-anak. Dia menyebutkan, langkah Risma tersebut bisa menjadi role model bagi Kementerian PPPA untuk diterapkan di seluruh negeri. Misalnya, soal pemenuhan hak anak.