Sistem Penyerap Gempa Antar Hidayat Jadi Gubes
SURABAYA, Jawa Pos – Indonesia memiliki daerah-daerah yang rawan gempa. Kian banyak sesar aktif yang ditemukan setiap tahun. Namun, masih banyak bangunan di Indonesia yang belum sesuai dengan standar tahan gempa.
Karena itu, Prof Hidayat Soegihardjo, dosen Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), mencari solusi untuk membuat sistem bangunan tahan gempa. Salah satunya menemukan sistem penyerap gempa untuk berbagai struktur bangunan. Riset tersebut pun mengantarkan Hidayat sebagai guru besar (gubes) yang akan dikukuhkan pada Rabu (11/12).
Hidayat telah membuat penelitian tentang Sistem Rangka Batang Berelemen Bresing Antitekuk (SRBBAT). Struktur bangunan yang daktail mampu mengalami simpangan pascaelastis akibat gempa. ’’Sehingga struktur tersebut mampu mempertahankan kekuatan dan tetap berdiri walaupun berada di ambang keruntuhan,’’ katanya.
SRBBAT dapat menjadi alternatif untuk struktur bangunan bertingkat tinggi. Yakni, bangunan yang menggunakan struktur baja daktail yang memiliki jarak antartiang 20 meter. SRBBAT memiliki kinerja yang baik dalam menyerap energi gempa. ’’Gaya geser dasar seismik, rasio simpangan, dan energi histeretik meningkat optimal,’’ ujarnya.
Selain itu, Hidayat meneliti sistem penyerap gempa bagi bangunan rumah tinggal yang low cost base isolution (low cost
BI). Inovasi tersebut juga menggunakan metode yang mirip dengan konsep base isolation.
Yakni, penanaman fondasi pada struktur bangunan yang dapat meminimalkan pengaruh gempa dengan meredam gaya gempa yang bekerja.
Hidayat menjelaskan, low cost
BI menggunakan pelat besi baja yang dibuat berlubang-lubang sehingga berat material baja berkurang. Meski begitu, tetap terdapat kinerja antigempa yang baik. Inovasi tersebut juga dapat memperkuat kontak antarkaret dan baja. ’’Sistem dapat menyerap gempa dengan baik,’’ kata dia.