Berkat Tulibot, Dapat Emas di Korsel
SURABAYA, Jawa Pos – Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) berhasil menyabet medali emas di ajang Engineering Education Festival (E2Festa) 2019. Mereka menciptakan Tulibot. Yakni, alat bantu tunarungu.
Mereka adalah Mochammad Ilham Maulana, Moch. Rifki Ramadhani, Yudha Sadewa, Muhammad Alan Nur, Muhammad Abdul Haq, dan Namira Rizqi Annisa. Mahasiswa tersebut tergabung dalam Tim Arek PENS.
Yudha mengatakan, ide itu berawal dari pengalaman saat berinteraksi dengan teman yang menyandang tunarungu. Saat itu, komunikasi terasa sulit karena harus menggunakan bahasa isyarat. ’’Dari situlah kami mempunyai ide menciptakan Tulibot,” katanya.
Tulibot adalah alat bantu pendengaran untuk penyandang tunarungu. Yakni, kombinasi antara aplikasi, smart glasses, dan smart glove. Riset tersebut dilakukan sejak Agustus lalu.
Dosen pembimbing Tim Arek PENS Dwi Kurnia mengatakan, Tulibot bisa mendeteksi audio melalui aplikasi. Kemudian, diterjemahkan menjadi katakata yang ditampilkan melalui smart glasses yang dipakai pengguna. Responsnya akan diterima dengan menggunakan smart glove yang memanfaatkan bahasa isyarat American sign language (ASL). ’’Hasilnya berupa audio atau suara,” katanya.
Berkat inovasi tersebut, enam mahasiswa PENS itu berhasil menyabet penghargaan bergengsi di ajang E2Festa di Korea Selatan. Ajang tersebut diikuti 22 universitas dari seluruh dunia. Di antaranya, Tiongkok, Amerika, Singapura, India, Thailand, Hongkong, dan Malaysia.
’’Saya sangat bangga dengan prestasi yang diraih Tim Arek PENS. Kami berhasil meraih medali emas di ajang bergengsi ini,” ujarnya.
Dwi berharap enam mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan inovasi itu bisa menyempurnakan produk tersebut dengan baik. ’’Harapan kami, produk itu dapat dikembangkan lagi,” katanya.