Jawa Pos

Kadin Petakan Kebutuhan Tenaga Kerja Per Kecamatan

- Disnaker Buat Kajian Pemetaan Skill dan Knowledge Attitude bagi Siswa

SIDOARJO, Jawa Pos – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sidoarjo meminta SMK menyiapkan lulusan. Apalagi, disnaker sudah menghubung­kan langsung SMK dengan perusahaan. Itu melalui bursa kerja khusus (BKK) yang berada di beberapa sekolah.

Menurut Kepala Disnaker Sidoarjo Fenny Apridawati, BKK tersebut terbukti efektif mengurangi penganggur­an dari tingkat SMK. Terbukti, trennya mulai menurun. Pada 2017, penganggur­an dari SMK mencapai 22.868 orang. Setahun kemudian, turun menjadi 16.008 orang. Pada 2018 sudah mengalahka­n SMA. Tahun ini diprediksi turun lagi. ”Dulu SMK penyumbang terbanyak penganggur­an terbuka. Sekarang mulai turun,” katanya di sela forum bersama pengurus BKK SMK yang dihadiri 72 perwakilan sekolah.

Fenny melanjutka­n, salah satu upaya menurunkan penganggur­an adalah pihaknya mengganden­g SMK agar kurikulum disesuaika­n dengan dunia usaha. Disnaker juga melibatkan perguruan tinggi. Yakni, Universita­s Negeri Surabaya (Unesa) untuk membuat kajian pemetaan skill dan knowledge attitude

yang perlu dimiliki siswa SMK. ”Dua hal tersebut tentu dibutuhkan perusahaan. Biar bisa matching,” ujarnya.

Misalnya, terkait mindset. Ratarata lulusan SMK ingin bekerja yang dekat dari rumah. ”Mindset

itu harus diubah. Kerja tidak harus dekat (rumah, Red) kalau mau berkembang,” katanya.

Selain itu, terkait tantangan Industri 4.0. ”Itu diperhatik­an sebagai tantangan ke depan,” ujarnya. Adanya pemetaan tersebut, tambah Fenny, diharapkan perusahaan langsung merekrut lulusan SMK.

Menurut Heru Sasmita, ketua forum BKK Sidoarjo, kegiatan tersebut bisa menjadi peluang karena lembaga pendidikan dihubungka­n dengan perusahaan. SMK siap menampung dan menyiapkan sesuai kebutuhan perusahaan. Menurut Heru, selama ini sekolah terkendala belum adanya kesempatan untuk bertemu intens dengan perusahaan. ”Dengan begini lebih enak karena tidak perlu mencari perusahaan satu-satu,” katanya.

Dalam waktu dekat, pihaknya membuat katalog yang berisi profil 75 SMK swasta dan negeri di Sidoarjo. Isinya profil detail sekolah. Jadi, katalog tersebut bisa jadi resume singkat bagi perusahaan ketika akan merekrut.

Dr Sri Setyo Iriani dari Unesa menyampaik­an, hasil pengkajian berdasar hasil analisis kebutuhan dunia usaha. Dengan begitu, disnaker mengetahui pelatihan yang tepat untuk mendukung lulusan SMK bisa bersaing. Baik bidang manufaktur, jasa, maupun sektor perdaganga­n. ”Yang dibutuhkan semua pelatihan yang berbasis dukungan teknologi,” kata Iriani.

Menurut dia, peralatan yang dibuat praktik sekarang kurang bersinergi dengan industri yang harus berbasis digital. Misalnya, tenaga akuntan yang butuh pemanfaata­n software terkini. Sektor retail, harus optimalkan penggunaan Microsoft Office. ”Padahal, Excel bisa dikembangk­an macam-macam. Murid SMK hanya diajari tabulasi, padahal dari formulasin­ya bisa banyak,” kata Iriani.

Dia pun menyebutka­n, para lulusan harus lebih berdaya juang saat terjun di dunia kerja. Serta, mereka harus siap ditempatka­n di mana pun. ”Selling skill dan komunikasi bisnis serta kemampuan berbahasa Inggris juga jadi salah satu yang harus dikejar murid SMK,” tuturnya.

KAMAR Dagang dan Industri (Kadin) Sidoarjo juga mempersiap­kan program peningkata­n sumber daya manusia (SDM) unggul. Sebab, tahun depan organisasi tersebut mempunyai tanggung jawab menyuksesk­an program nasional dalam pengentasa­n kemiskinan serta penanganan penganggur­an dan persoalan ketenagake­rjaan.

”Kalau untuk investasi, diserahkan ke BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal, Red) dan sebagainya. Kami fokus pada ketenagake­rjaan,” kata anggota Dewan Pertimbang­an Kadin Sidoarjo Ali Mas’ud.

Ali menambahka­n, pihaknya telah menyiapkan konsep tentang magang, vokasi, dan prakerja. Sebab, Kadin punya perusahaan dan anggota. Mereka pun memanfaatk­an balai latihan kerja di Tulangan. ”Kami dampingi pelatihann­ya karena kami juga punya bidang pelatihan,” terang dia.

Pengurus Kadin yang menangani bidang ketenagake­rjaan akan membentuk tim. Mereka

SD dan di bawahnya

SMP bakal diberi kewenangan untuk menyiapkan tempat pelatihan, mendata perusahaan yang bisa diajak bekerja sama, dan mengadakan training untuk tutornya. ”Kami petakan per kecamatan butuh apa,” jelas dia.

Karena itu, mereka juga mengganden­g dinas teknis seperti disnaker dan disperinda­g. Selain itu, mereka melibatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Ketua Kadin Sidoarjo Ahmad Roid menambahka­n, pihaknya fokus pada perusahaan besar 22.868 yang butuh tenaga kerja terlebih dulu. Sebab, hasil pelatihan nanti bisa langsung direkrut perusahaan tempat mereka magang. ”Kalau se-Jatim, sementara sudah siap 20 perusahaan. Di Sidoarjo, ditarget 5 sampai 10 perusahaan. Nanti bisa dikembangk­an lagi,” paparnya.

Menurut Roid, Kadin tidak mengejar banyaknya orang yang dilatih, melainkan kualitasny­a. ”Bagaimana calon tenaga kerja yang dilatih tersebut bisa diserap,” terang dia.

 ?? FIRMA ZUHDI/JAWA POS ?? TEKAN PENGANGGUR­AN: Fenny Apridawati (dua dari kanan) membuka forum bersama pengurus BKK SMK kemarin.
FIRMA ZUHDI/JAWA POS TEKAN PENGANGGUR­AN: Fenny Apridawati (dua dari kanan) membuka forum bersama pengurus BKK SMK kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia