Hapus Egosektoral, Semua Harus Bersinergi Berantas Korupsi
Hari Antikorupsi diperingati setiap tahun, apakah itu menunjukkan bahwa isu korupsi masih menjadi prioritas dari tahun ke tahun?
Bagi saya, itu bukan perayaan. Itu peringatan. Itu warning bagi Indonesia. Bukannya merayakan, tapi memperingati. Ada hal yang urgen bahwa korupsi ternyata masih menjadi prioritas. Perhatian kita (pada isu korupsi) masih banyak. Dengan diperingati, sebetulnya kita menyadari bahwa ada keinginan kuat bangsa, seluruh elemen masyarakat, aparat hukum, aparat sipil, dan semua penyelenggara negara itu mau dan punya tekad sama-sama memberantas dan tidak melakukan langkah-langkah korupsi. Jadi, itu sebaran virus yang baik. Ada kesadaran masyarakat.
Tapi, sekali lagi, apakah setelah tanggal 9 Desember itu (dijalani) seperti biasa, atau tidak lagi memulai introspeksi? Jadi, (perayaan Hari Antikorupsi) harus substantif, bukan sekadar seremoni. Langkah konkret kita untuk perbaikan sistem, untuk perbaikan rekrutmen, untuk perbaikan peningkatan taraf hidup, untuk memastikan kesejahteraan, dan bantuanbantuan sosial itu bagaimana?
Apa tantangan pemberantasan korupsi saat ini?
Pertama, kita tidak bisa bekerja egosektoral. Kita harus sinergi antara semua elemen. Masyarakat, juga penegak hukum. Lalu, pemerintah dan legislatif tentunya sebagai ujung tombak mengambil keputusan menentukan bentuk anggaran dan mendistribusikan seluruh kebutuhan untuk masyarakat. Tantangan terbesar di situ. Soal sinergi, koordinasi, dan perbaikan sistem yang harus sangat mumpuni bersama dengan membangun karakter SDM yang benar-benar berintegritas.
Bagaimana Anda mengimprovisasi perbaikan itu saat di KPK nanti?
Kita melihat stranas PK (strategi nasional pemberantasan korupsi) itu sudah ditentukan. Mulai peran masing-masing lembaga hingga aksi yang akan dilakukan. Di bawah naungan Bappenas bersama kementerian yang lain, pemerintah bisa mengevaluasi mana yang melaksanakan stranas itu. KPK paling tidak bisa menjadi pendamping sebagai fasilitator yang bisa memberikan support, bisa memberikan rekomendasi, arah kementerian dan lembaga untuk bisa meneruskan dan menindaklanjuti.
Itu belum maksimal karena mungkin SDM masih kekurangan, mungkin penganggaran yang terbatas. Namun, capaian-capaian itu harus kita teruskan karena sudah ada guide line-nya. Langkah itu sudah terbangun dengan baik. Bila pencegahan itu berjalan, suap dan langkahlangkah (korupsi) yang lain akan terbatasi.
Masa depan pemberantasan korupsi bergantung kepada sinergisitas seluruh elemen. Mulai pemerintah, legislatif, penegak hukum, hingga masyarakat. Semua harus menanggalkan egosektoral dan bertekad memberantas korupsi. Berikut obrolan wartawan dengan pimpinan KPK terpilih Lili Pintauli Siregar.
Apa harapan Anda untuk masa depan pemberantasan korupsi?
Tidak ada lagi korupsi. Dimulai dari hal kecil. Dimulai dari peran kita sebagai masyarakat. Semua itu harus didukung oleh penyelenggara negara yang bersih dan komitmen untuk sama-sama mengatakan tidak suap.