HARBOLNAS 2018 DALAM ANGKA
JAKARTA, Jawa Pos – Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) kembali dirayakan selama dua hari, sejak kemarin (11/12) hingga hari ini (12/12). Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) menargetkan transaksi Harbolnas 2019 mencapai Rp 8 triliun atau naik 17 persen dari tahun lalu. Ketua Umum idEA Ignatius Untung menjelaskan bahwa target capaian tahun ini meningkat karena ada mitra baru dan metode pembayaran meluas. ’’Terdapat 235 perusahaan yang ikut serta dalam Harbolnas tahun ini,’’ ujar Ignatius kemarin.
Selain itu, Harbolnas tahun ini tidak hanya mencatat transaksi lewat e-commerce sebagai belanja online. Konsumen yang berbelanja offline dengan pembayaran elektronik juga akan dihitung telah berpartisipasi dalam Harbolnas 2019. ’’Kami perluas, artinya tidak melulu bertransaksi lewat platform online,’’ kata Ignatius.
Dia menuturkan, Harbolnas 2019 dapat berkontribusi meningkatkan pembelian produk lokal. Berdasar data Nielsen, setidaknya 46 persen produk lokal terjual pada Harbolnas
Kenaikan transaksi di Harbolnas 2018 jika dibandingkan dengan 2017. Total transaksi mencapai Rp 6,8 triliun.
Nilai produk lokal atau sekitar Rp 3,1 triliun di antara total transaksi Rp 6,8 triliun.
Peningkatan pembeli jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pulau Jawa menjadi daerah yang peningkatannya Fashion paling signifikan. 69% Kategori Travel
Paling 29%
Diminati
Kecantikan 35% 2018. Kenaikan jumlah transaksinya enam kali lipat jika dibandingkan dengan hari biasa. Selain itu, idEA berharap Harbolnas tahun ini mampu mendorong produk lokal yang dijual e-commerce untuk diserap pasar ekspor. ’’Kita kembangkan ke sana. Setidaknya pengembangan itu untuk masyarakat diaspora dulu, dibeli warga Indonesia yang tinggal di luar negeri,’’ jelasnya.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Suhanto berharap Harbolnas bisa memberikan manfaat bagi seluruh stakeholder e-commerce, khususnya UMKM, dalam meningkatkan skala usaha. ’’Dan memanfaatkan e-commerce
untuk memasarkan produknya lebih efisien dengan jangkauan global,’’ lanjutnya.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Endy Dwi Tjahjono mengungkapkan, laju konsumsi rumah tangga pada kuartal terakhir tahun ini cukup berat meski secara seasonal
didukung adanya momen liburan Natal dan tahun baru. Belum lagi
event Harbolnas. ’’Konsumsi rumah tangga ini memang berat ke depannya, apakah masih bisa bertahan di atas 5 persen. Kita hanya bisa berharap kepada kelompok
middle income yang jumlahnya terus naik,’’ paparnya.
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menjelaskan, pernyataan BI itu didasarkan pada berbagai indikator yang menunjukkan pertumbuhan konsumsi terus melambat. Salah satunya, indeks penjualan riil yang menurun didukung hasil survei keyakinan konsumen yang melemah.
Piter menambahkan, Harbolnas jugatidakakanbanyakmembantu laju konsumsi.