Jawa Pos

Saatnya Pelatih Catalan dan Inggris

-

NAPLES, Jawa Pos – Harga diri Antonio Conte dan Carlo Ancelotti sebagai dua allenatore top Italia hancur kemarin WIB (11/12). Ancelotti ataupun Conte sama-sama hanya gigit jari tak bisa merasakan atmosfer fase knockout Liga Champions musim ini. Conte bersama Inter Milan dan Ancelotti dengan Napoli.

Ancelotti paling ironis. Pelatih yang akrab disapa Carletto itu dipecat meski membawa Napoli lolos ke fase knockout. Partenopei yang tidak terkalahka­n selama fase grup finis di bawah juara bertahan Liverpool dalam klasemen akhir grup E.

Di San Paolo kemarin, Jose Callejon dkk akhirnya mencatat kemenangan pertama setelah 10 laga. Juga victory terbesar musim ini setelah melibas wakil Belgia KRC Genk empat gol tanpa balas. ’’Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis telanjur sulit memaafkan Ancelotti setelah tim gagal selama periode dua bulan (pekan terakhir Oktober sampai pekan kedua Desember, Red),’’ tulis Tutto Napoli.

Ancelotti mendapat kabar pemecatan via telepon tiga jam setelah pertanding­an. Posisi pemenang tiga kali Si Kuping Lebar –sebutan trofi juara Liga Champions– itu digantikan Gennaro Gattuso yang kabar penunjukan­nya sudah beredar luas H-1.

Sampai tadi malam, mediamedia Inggris menyebut Ancelotti sebagai calon kuat pelatih Arsenal. Carletto punya pengalaman melatih di Premier League bersama Chelsea (2009– 2011). Masalahnya, Gooners di linimasa media sosial masih mengingink­an pelatih interim Freddie Ljungberg tetap memegang kendali. ’’Di klub mana pun Carlo (Ancelotti) melatih, dia akan sukses,’’ ucap tactician

Chelsea Frank Lampard seperti dikutip laman

Evening Standard.

Meski situasinya tidak seburuk Ancelotti, Conte tetap merasa dipermaluk­an gagal meloloskan Inter ke fase

knockout. Nerazzurri gagal memanfaatk­an situasi menghadapi FC Barcelona yang bermain dengan bukan tim terbaiknya di Stadio Giuseppe Meazza. Bukannya memenangi laga, Samir Handanovic dkk malah keok 1-2. Alhasil, Borussia Dortmund yang menang 2-1 atas Slavia Praha berhak mendamping­i Barca ke 16 besar.

Itu adalah kegagalan kedua Conte membawa timnya lolos fase knockout Liga Champions setelah musim terakhirny­a di Juventus (2013–2014). Pelatih berjuluk The Godfather tersebut kemudian membawa Bianconeri melaju sampai semifinal di Liga Europa. ’’(Meski di Liga Europa, Red) Conte bakal berusaha memenangka­nnya untuk membayar kegagalan di Liga Champions,’’ ucap mantan rekan setim Conte di timnas Italia, Alessandro Costacurta, yang kini menjadi pandit di Sky Sport Italia.

Dari analisis La Gazzetta dello Sport, kegagalan Conte di fase grup Liga Champions menyisakan PR (pekerjaan rumah). Yakni, taktik 3-5-2 yang menjadi andalannya mudah ditebak ketika kompetisi berjalan tiga bulan. Hal serupa dialami di Juve ataupun Chelsea.

Bahkan, entrenador Barca Ernesto Valverde seolah mendapatka­n ’’iseng berhadiah’’ karena mirroring formasi

3-5-2 ala Conte berbuah kemenangan via gol

Ansu Fati (86’).

Bukti lainnya,

Inter kalah penguasaan bola.

KELOLOSAN Valencia dan Chelsea dari grup H memiliki makna yang spesial untuk juru taktik masing-masing. Yakni, Albert Celades di Valencia dan Frank Lampard (Chelsea). Tidak hanya merasakan fase knockout dalam kesempatan pertama di Liga Champions, Celades-Lampard turut menorehkan histori. Celades, misalnya. Pria 44 tahun itu menjadi pelatih asli Catalan kedua di fase knockout. Pemilik julukan El Andorrano (keluarga besarnya tinggal di Andorra) semasa di La Masia tersebut mampu mengikuti jejak seniornya di FC Barcelona, Pep Guardiola. Pep pun melakukann­ya di musim pertama bersama Barca (2008–2009). Musim ini Pep juga kembali ke fase knockout bersama Manchester City.

Kepada Sport, Celades mengaku bangga bisa membungkam kritik banyak orang mengenai kapabilita­snya menangani Los Che, julukan Valencia. Sebab, kecuali Pep, reputasi pelatih-pelatih Catalan di Eropa dipandang sebelah mata. Apalagi, rekam jejak Celades sebelumnya di tim senior hanya sebagai asisten Julen Lopetegui di timnas Spanyol lalu Real Madrid. ’’Aku mungkin beruntung mencapainy­a (fase knockout Liga Champions),’’ ungkap penggawa Real Madrid saat memenangi Liga Champions 2001–2002 itu.

”Tetapi, hari ini (kemarin, Red) jadi salah satu contoh bahwa ketika sudah ada kemauan dan keyakinan (untuk lolos), dari situlah hal-hal positif akan muncul,’’ lanjut Celades.

Ketika Celades mengharumk­an Catalan, Lampard juga mengangkat derajat pelatih asli Inggris di Liga Champions musim ini. Sebab, di antara pelatih klub yang lolos di 16 besar, termasuk dini hari tadi (12/12), hanya Lampard yang berkebangs­aan Inggris.

 ?? LUCA BRUNO/AP PHOTO TIZIANA FABI/AFP ?? SAYONARA: Gestur Antonio Conte sesudah Inter kebobolan gol kedua di Stadio Giuseppe Meazza. Carlo Ancelotti meninggalk­an lapangan setelah Napoli mengalahka­n Genk di San Paolo.
LUCA BRUNO/AP PHOTO TIZIANA FABI/AFP SAYONARA: Gestur Antonio Conte sesudah Inter kebobolan gol kedua di Stadio Giuseppe Meazza. Carlo Ancelotti meninggalk­an lapangan setelah Napoli mengalahka­n Genk di San Paolo.
 ?? PETER DEJONG/AP PHOTO ANDY RAIN/EPA-EFE ??
PETER DEJONG/AP PHOTO ANDY RAIN/EPA-EFE
 ??  ?? DEBUT SUKSES: Albert Celades dicium bek kiri Valencia Jose Gaya di Johan Cruijff Arena. Frank Lampard memeluk bek Chelsea Antonio Ruediger di Stamford Bridge.
DEBUT SUKSES: Albert Celades dicium bek kiri Valencia Jose Gaya di Johan Cruijff Arena. Frank Lampard memeluk bek Chelsea Antonio Ruediger di Stamford Bridge.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia