Pengemudi Truk Tewas Terjepit Kendaraannya Sendiri
SURABAYA, Jawa Pos – Nasib naas menimpa Yasin Isnawan. Pria berusia 41 tahun tersebut tewas terjepit kendaraannya sendiri. Berdasar hasil pemantauan CCTV, peristiwa itu bermula ketika Yasin memarkirkan truk trailer L 8103 UQ di lokasi pergudangan PT Indra Jaya Swastika, Jalan Kalianak No 57A, pukul 11.45 kemarin (11/12).
Kendaraan terparkir tepat di samping tumpukan peti kemas di area pergudangan. Jarak antara truknya dan peti kemas itu sangat tipis. Kurang dari 20 sentimeter. Kemudian, Yasin turun dari kendaraannya
J
Namun, ketika kakinya belum sempurna mendarat ke tanah dan pintu kendaraan belum tertutup rapat, truk melaju hingga menabrak tumpukan peti kemas. Akibatnya, warga Sidoarjo itu pun terjepit di antara kabin truk dan tumpukan peti kemas.
Kabid Operasional PMK Surabaya Bambang Vistadi mengatakan, tidak ada satu pun pekerja yang mengetahui saat peristiwa itu terjadi. Insiden tersebut kali pertama diketahui petugas keamanan setempat saat petugas melakukan patroli.
Melihat adanya truk yang terparkir di area pergudangan, petugas mengeceknya. Sebab, parkir kendaraan tidak diperbolehkan di lokasi tersebut kecuali jika adanya aktivitas bongkar muat.
Mereka kaget saat mengetahui Yasin tewas karena terjepit kabin truk dan peti kemas. ”Melalui call center 112, mereka melaporkan peristiwa kerja itu ke kami,” kata Bambang.
Bergegas, pihaknya bertolak ke lokasi yang dimaksud. Satu unit rescue Tim Orong-Orong dan Tim Walang Kadung diterjunkan. Mereka tiba di lokasi pukul 12.10.
Proses evakuasi langsung dilakukan. Jarak yang sempit serta beratnya beban truk trailer membuat proses evakuasi memakan waktu hingga satu jam. Menggunakan forklift, secara perlahan kabin truk berhasil digeser. Upaya kerja keras mereka berbuah hasil. Pukul 13.13, korban berhasil dievakuasi dan dibawa ke RSUD dr Soetomo.
Kapolsek Asemrowo Kompol Nur Suhud mengatakan, Yasin Ismawan lupa meng-hand rem kendaraannya. Akibatnya, kendaraan berat itu berjalan. Diketahui korban merupakan sopir truk trailer yang cukup sering berlalu-lalang di area pergudangan. ”Hasil pemeriksaan sementara, Yasin tewas disebabkan kelalaian kerja yang dilakukan oleh korban sendiri. Tidak ada unsur kesengajaan dari orang lain,” paparnya. perbaikan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) yang akan menjadi
Piala Dunia U-20 pada 2021. JLLB akan menjadi akses ke GBT. Pengerjaan flyover itu ditangani Pelindo III.
Lebih lanjut, Eri mengungkapkan bahwa sudah ada fasilitas untuk sejumlah proyek dalam perpres tersebut. Kereta api regional akan menggunakan jalur yang ada sekarang atau existing sehingga tak terlalu berpengaruh dengan tata kota Surabaya. ”Saat ini kami juga berkoordinasi mengenai mana saja yang bisa didukung Pemkot Surabaya. Juga disesuaikan dengan RTRW Surabaya,” ucapnya.
Dia mengakui, RTRW Surabaya memang lebih banyak mengatur kondisi dalam kota. Mulai pembagian wilayah hunian hingga perdagangan dan bisnis. Urusan koneksi dengan luar kota sebenarnya juga ada. Maka, ketika terdapat Perpres No 80 Tahun 2019 itu, proyek yang memerlukan pendanaan dari APBD akan dibahas secara intens lebih dulu. Sebab, untuk urusan penganggaran dalam APBD tersebut, pemkot juga harus mendapatkan persetujuan dari DPRD Surabaya. ”Tapi, yang jelas, pembangunan itu harus bisa bersinergi dan tentu bisa memberikan manfaat untuk kesejahteraan rakyat,” ungkapnya.
Skema pembiayaan dalam Perpres No 80 Tahun 2019 tersebut juga dicantumkan. Untuk proyek yang dibangun di Surabaya, mayoritas menggunakan alokasi anggaran dari APBN. Tetapi, ada pula yang menggunakan kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Misalnya, proyek kereta api regional Surabaya, jalan tol Juanda–Perak, kereta api Bandara Juanda, dan double track Pasar Turi–Wonokromo.
Dalam lampiran perpres tersebut, hanya proyek sistem distribusi penyediaan air minum (SPAM) regional Umbulan yang memperoleh sumber dana dari APBD. Estimasi nilai investasi untuk proyek itu Rp 40 miliar.
Proyek Umbulan sebenarnya hampir rampung. Pipa-pipa dengan diameter 1–2 meter tertanam di sepanjang tol Surabaya–Malang. Seharusnya, tahun ini air tersebut sudah bisa dialirkan. Namun, tampaknya proyek itu molor.
Dirut PDAM Surya Sembada Mujiaman menanti datangnya air tersebut. Namun, pemanfaatan air itu perlu dikaji ulang. Sebab, harga air Umbulan dinilai terlalu mahal jika dibandingkan dengan mengelola air sungai. ”Ini air dewa jangan dipakai untuk kamar mandi,” katanya.