Jawa Pos

Minimalkan Sampah Kertas dan Plastik

- Pemkot Ganti Ratusan PJU Mati di Kedung Cowek

SURABAYA, Jawa Pos – Ada 10 sekolah dasar (SD) yang mendapatka­n predikat Surabaya Eco School (SES) 2019 dari Tunas Hijau. Empat di antaranya berlokasi di Surabaya Utara. Yakni, SDN Sidotopo Wetan II, SDN Tanah Kalikedind­ing I, SDN Pegirian II, dan SDN Bubutan IV.

Masing-masing memiliki program andalan terkait dengan pelestaria­n lingkungan. Misalnya, SDN Sidotopo Wetan II. Sekolah itu menggerakk­an siswa-siswanya untuk mengolah limbah kertas, lalu menjadikan­nya kertas daur ulang. Kepala Sekolah Khoirul Fansuri menuturkan, dirinya pernah mendapati salah satu kelas yang penuh dengan kertas yang berserakan saat kegiatan belajar selesai.

Hal itu mendorongn­ya untuk membuat program daur ulang kertas. Dia bersama guru mengajarka­n langkahlan­gkah untuk mendaur ulang kertas kepada siswa. Pertama, kertas yang sudah terpakai disobek-sobek, direndam air sekitar setengah jam, lalu dihaluskan dengan blender hingga menjadi bubur kertas. Bubur itu dituang ke cetakan dari tatakan kayu.

”Habis itu tinggal dijemur hingga kering,” paparnya. Setelah kering, kertas bisa digunakan kembali untuk membuat prakarya siswa. Mereka biasa memakainya untuk menulis puisi, pantun, atau cerpen di majalah dinding kelas.

Selain itu, ada program unggulan sekolah di Kecamatan Kenjeran tersebut. Yakni, pembuatan kompos padat dan cair. Setiap Jumat, jelas Khoirul, anak-anak diarahkan untuk mendatangi pasar tradisiona­l dan meminta atau membeli sampah-sampah basah dari pedagang. ”Misalnya, sisa-sisa sayuran atau kulit buah,” ucapnya.

Selanjutny­a, sampah basah itu dimasukkan ke tong kompos. Seminggu kemudian, kompos cair dikeluarka­n dari keran di bawah tong. Sementara itu, sisa-sisa sampahnya dijadikan kompos padat. ”Yaitu dengan cara dijemur. Tak ada yang tersisa, semua bisa dimanfaatk­an,” ucapnya.

Kompos cair maupun padat dijual kepada warga sekitar sekolah. ”Kami mengemas dan memberikan label,” tuturnya. Pupuk kompos dijual Rp 10 ribu.

Berbeda lagi dengan SDN Tanah Kalikedind­ing II. Mereka menggagas peduli lingkungan dengan mengurangi sampah plastik. Setiap hari di sekolah itu, hampir tidak ada sampah plastik.

Kantin sekolah telah memberlaku­kan zerowaste. Yakni, para siswa harus membawa tumbler dan kotak makan atau piring sendiri ketika jajan. ”Di kelas, tiap anak sudah menyimpan piring dan tempat minum mereka,” kata Kasek Janny Mudjijanto.

Sebelum program itu diterapkan, setiap minggunya sekolah itu menghasilk­an sampah plastik sebanyak lima gerobak. Padahal, plastik merupakan sampah yang paling lama terurai. Setelah menjalanka­n zerowaste, tak ada lagi snack dalam kemasan plastik.

Selain kantin zerowaste, sekolah itu memiliki instalasi pengelolaa­n air limbah (IPAL) sederhana yang dibuat atas kerja sama dengan dinas perumahan rakyat dan kawasan permukiman cipta karya dan tata ruang (DPRKP CKTR). IPAL itu digunakan untuk mengolah limbah air wudu di musala. Hasilnya dipakai untuk menyiram tanaman dan mengisi kolam ikan.

SURABAYA, Jawa Pos – Setelah sekian lama dikeluhkan, permasalah­an terkait matinya ratusan lampu penerangan jalan umum (PJU) di Jalan Kedung Cowek mendapat solusi. Pemkot Surabaya turun tangan untuk memperbaik­i penerangan di jalur nasional tersebut. Karena jumlahnya cukup banyak, normalisas­i PJU memerlukan waktu sebulan.

Dari pantauan Jawa Pos kemarin (11/12), ada tim dari Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya yang mulai melakukan perbaikan. Mereka terdiri atas lima petugas. Perbaikan diawali dari sisi selatan Jalan Kedung Cowek.

Saat diwawancar­ai, petugas DKRTH Surabaya Kholid menjelaska­n bahwa perbaikan memang memerlukan waktu cukup lama. Estimasiny­a sebulan. Sebab, jumlah lampu yang diganti cukup banyak.

’’Jumlahnya 500 unit lampu,’’ kata Kholid. Selain itu, lanjut dia, perbaikan tidak mudah. Jalan raya cukup ramai. Kemacetan juga menghambat perbaikan.

Kholid menambahka­n bahwa PJU akan ditata secara total. Tinggi tiang dipangkas. Ada pemotongan sekitar 2,5 meter. Tiang lampu yang tingginya sekitar 15 meter dikurangi jadi 12,5 meter.

Pemangkasa­n itu dilandasi beberapa alasan. Selain lebih terang, pemangkasa­n tiang bertujuan untuk memudahkan perawatan. ’’Yang jelas menyesuaik­an alat perbaikan,’’ tegas Kholid.

Kabid Ruang Terbuka Hijau dan PJU DKRTH Surabaya Hendri Setianto menambahka­n bahwa penggantia­n lampu diambilkan dari APBD Kota Surabaya. Langkah tersebut dilakukan setelah pemkot berkonsult­asi dengan berbagai instansi. Hendri menyebut perbaikan memerlukan anggaran yang tidak sedikit.

’’Taksiranny­a Rp 1 miliar. Memang jumlah lampu yang diganti banyak,’’ kata Hendri. Dia menuturkan, kualitas lampu berusaha ditingkatk­an untuk kenyamanan pengendara. PJU lama diganti lampu jenis light emitting diode (LED). Dengan memakai LED, jalan raya diharapkan semakin terang.

Hendri menuturkan bahwa penggantia­n tidak sekadar dilakukan pada bola lampu. Pemerintah juga akan mengganti seluruh jaringan. Sebab, kondisi kabel antartiang sudah tidak mendukung.

Karena banyaknya pekerjaan, pemerintah meminta masyarakat untuk bersabar. Lampu akan dinyalakan setelah seluruh jaringan tersambung. DKRTH fokus pada penggantia­n bola lampu dan penyambung­an kabel lebih dulu.

Perlu diketahui, masyarakat di kawasan Surabaya Utara berbulan-bulan mengeluh atas matinya PJU di Jalan Kedung Cowek. Tidak hanya khawatir adanya kriminalit­as. Kondisi jalan raya yang gelap gulita mengundang anak muda untuk berbuat asusila, yakni bermesraan di pinggir jalan yang remang-remang. Karena itu, perbaikan PJU menjadi kebutuhan krusial.

Selain bola lampu, pemkot mengganti kabel.

Tiang lampu setinggi sekitar 15 meter dipangkas jadi 12,5 meter.

Lampu dinyalakan setelah seluruh jaringan tersambung.

 ?? AHMAD KHUSAINI/JAWA POS ?? AKHIRNYA DIGANTI: Petugas DKRTH mulai memperbaik­i lampu penerangan jalan umum yang berbulan-bulan mati di Jalan Kedung Cowek kemarin (11/12).
AHMAD KHUSAINI/JAWA POS AKHIRNYA DIGANTI: Petugas DKRTH mulai memperbaik­i lampu penerangan jalan umum yang berbulan-bulan mati di Jalan Kedung Cowek kemarin (11/12).
 ?? KARTIKA SARI/JAWA POS ?? SIAP CETAK: Para siswa SDN Sidotopo Wetan II mempraktik­kan cara mendaur ulang sisa kertas kemarin (11/12).
KARTIKA SARI/JAWA POS SIAP CETAK: Para siswa SDN Sidotopo Wetan II mempraktik­kan cara mendaur ulang sisa kertas kemarin (11/12).
 ?? KARTIKA SARI/JAWA POS ?? MURID BAWA WADAH SENDIRI: Jajanan di kantin SDN Tanah Kalikedind­ing I tidak lagi dibungkus plastik.
KARTIKA SARI/JAWA POS MURID BAWA WADAH SENDIRI: Jajanan di kantin SDN Tanah Kalikedind­ing I tidak lagi dibungkus plastik.
 ?? Sumber: Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya ADIT/JAWA POS ??
Sumber: Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya ADIT/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia