Banyak Ikan Sungai Terpapar Mikroplastik
ROMBONGAN mahasiswa PMII dari Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya berkunjung ke Jawa Pos kemarin (11/12). Mereka ditemani Redaktur Jawa Pos Retnachrista Rachmawati di ruang redaksi. Dalam kunjungan itu, mereka menambah wawasan seputar dunia jurnalistik dan media cetak.
SURABAYA, Jawa Pos – Sepanjang aliran air di sungai Karang Pilang–Gunungsari tampak tidak bermasalah. Aktivitas pemancing setiap hari pun masih marak di sana. Namun, jika berdasar temuan Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton), kualitas air itu terpapar kandungan mikroplastik. Bahkan, zat tersebut sudah mencemari ikan.
Pengambilan sampel air dilakukan Ecoton pada Oktober–November. Hasilnya, aliran air di sungai Karang Pilang–Gunungsari terindikasi tercemar mikroplastik. ”Seberapa tinggi kandungan masih belum kami ketahui. Yang jelas, zat itu ada di sana,” terang Direktur Ecoton Prigi Arisandi kemarin sore (11/12).
Pengambilan sampel air menindaklanjuti hasil temuan sebelumnya. Pada pertengahan tahun
Warugunung–Gunungsari
Sebesar 80 persen disebabkan limbah industri.
Sebesar 20 persen disebabkan limbah rumah tangga dan perilaku manusia.
Gunungsari–Wonorejo (muara)
Sebesar 80 persen disebabkan limbah rumah tangga dan perilaku manusia.
Sebesar 20 persen disebabkan limbah industri. ini, pihaknya menguji sampel pada 103 ekor ikan. Ratusan ikan dengan berbagai jenis tersebut diambil dari sepanjang sungai
Karang Pilang–Gunungsari. Setelah diambil, ikan-ikan tersebut dibedah untuk diketahui kandungan di dalam perutnya.
Prigi menjelaskan, dari 103 ekor tersebut, 80 persen terpapar mikroplastik. Bahkan, bagian lambung ikan sudah terkontaminasi zat tersebut. Hal itu berisiko bagi warga.
Gangguan kesehatan rawan terjadi jika dikonsumsi terus-menerus.
Ecoton menyebutkan, pencemaran zat tersebut disebabkan imbas dari limbah mesin cuci atau laundry yang dibuang langsung ke sungai. Sebab, saat proses pencucian di laundry atau mesin cuci, serat halus pakaian yang terbuat dari nilon atau poliester terlepas dengan mesin cuci. Apalagi dengan tambahan detergen. Serat harus dari nilon tersebut mudah terlepas. Kandungan mikroplastik itu berada di air cucian. Itu akan mencemari jika airnya terbuang ke sungai.
Karena pencemaran yang cukup tinggi, kandungan bisa masuk ke perut ikan di sekitarnya. Menurut Prigi, selain terpapar mikroplastik, sebagian air di Surabaya mengalami penurunan kadar oksigen. Dari yang seharusnya 4 miligram per liter, sekarang kadar oksigen hanya 1 miligram per liter.
Hal tersebut, lanjut dia, bisa dipengaruhi beberapa faktor. Misalnya, suhu air dan kandungan air terlarut atau tingkat kekeruhan yang cukup tinggi. Juga, kandungan polutan organik maupun logam berat yang cukup tinggi.