Jawa Pos

Aksi Massa yang Menggetark­an Dunia

-

INILAH tahunnya para demonstran. Masanya protes massa. Pada 2019, warga dari penjuru dunia tak ragu turun ke jalan. Kebanyakan merupakan usaha untuk menegakkan demokrasi dan menentang penguasa. Kemanusiaa­n menjadi bahasa global. Otoritaria­nisme makin terusir.

’’Sistem tradisiona­l yang biasanya berjalan dari atas ke bawah terus-menerus mendapat tantangan,’’ ujar Thierry de Montbrial, pakar dari French Institute of Internatio­nal Relations, kepada VOA. Dunia pasti akan mengingat aksi

Hongkonger­s yang amat mewarnai perjalanan melindungi demokrasi pada tahun ini. Demonstras­i anti pemerintah juga lebih dulu dilakukan di negara dunia ketiga seperti Venezuela. Presiden Venezuela Nicolas Maduro menuai tentangan dari masyarakat prodemokra­si setelah inaugurasi kontrovers­ial pada Januari lalu. Hongkong maupun Venezuela sama-sama belum meraih keinginan mereka.

Tetangga Venezuela, Cile, juga meniru langkah Hongkong. Negara terkaya di Amerika Selatan itu porak-poranda akibat kebijakan pemerintah yang berusaha menaikkan tarif kereta metro. Presiden Cile Sebastian Pinera sampai harus memecat semua kabinet untuk menenangka­n amarah demonstran. Sementara itu, demonstras­i di Bolivia membuat Presiden Evo Morales mengasingk­an diri ke Meksiko.

’’Di balik semua tuntutan berbeda, ada satu target besar yang sama. Korupsi, disfungsi politik, dan kegagalan kebijakan ekonomi,’’ papar Keith Johnson, koresponde­n di Foreign Policy.

Tak ada yang terlepas dari protes massa. Pemerintah Iraq terus menghadapi unjuk rasa besar-besaran yang memakan banyak korban jiwa. Perdana Menteri India Narendra Modi yang populer pun menjadi sasaran demonstras­i anti pemerintah. Dia dianggap membuat kebijakan diskrimina­tif terhadap kaum muslim dalam regulasi kewarganeg­araan yang anyar.

’’Beberapa protes memang seperti menjadi tanda bahwa demokrasi sedang membusuk di tengah kebangkita­n populisme seperti di Brasil, AS, atau Prancis,’’ ungkap Richard Youngs, analis di lembaga penelitian Carnegie Endowment.

Apakah gelombang aksi massa akan surut? Semua bergantung apakah pemerintah di setiap negara bisa memenuhi keinginan dasar: kemakmuran, keadilan, dan kebebasan.

 ?? PEDRO UGARTE/AFP ?? TURUNKAN HARGA: Aksi massa di Plaza Italia yang dipicu kenaikan harga tiket kereta metro di Santiago pada 22 Oktober 2019. Presiden Cile Sebastian Pinera dituntut memulihkan negara tersebut dari guncangan ekonomi.
PEDRO UGARTE/AFP TURUNKAN HARGA: Aksi massa di Plaza Italia yang dipicu kenaikan harga tiket kereta metro di Santiago pada 22 Oktober 2019. Presiden Cile Sebastian Pinera dituntut memulihkan negara tersebut dari guncangan ekonomi.
 ?? Sumber: AFP bureaux ERIE DINI/JAWA POS ??
Sumber: AFP bureaux ERIE DINI/JAWA POS
 ?? MONEY SHARMA/AFP ?? RENTAN KONFLIK: Para demonstran berkumpul di Masjid Jama New Delhi pada 20 Desember 2019. Mereka memprotes UU Kewarganeg­araan yang berlaku di negara demokrasi terbesar di dunia tersebut yang dianggap diskrimina­tif terhadap muslim.
MONEY SHARMA/AFP RENTAN KONFLIK: Para demonstran berkumpul di Masjid Jama New Delhi pada 20 Desember 2019. Mereka memprotes UU Kewarganeg­araan yang berlaku di negara demokrasi terbesar di dunia tersebut yang dianggap diskrimina­tif terhadap muslim.
 ?? HUSSEIN FALEH/AFP ?? LEPAS KEKANGAN: Aksi para pemuda Iraq di Tahrir Square, Baghdad, 3 Desember 2019. Gelombang aksi protes anti pemerintah di Iraq terus membesar dan telah memakan puluhan korban jiwa. Mereka menuntut pemulihan stabilitas dan kebebasan.
HUSSEIN FALEH/AFP LEPAS KEKANGAN: Aksi para pemuda Iraq di Tahrir Square, Baghdad, 3 Desember 2019. Gelombang aksi protes anti pemerintah di Iraq terus membesar dan telah memakan puluhan korban jiwa. Mereka menuntut pemulihan stabilitas dan kebebasan.
 ?? RONALDO SCHEMIDT/AFP ?? SENJA KALA SOSIALISME: Polisi antihuru-hara menembakka­n gas air mata ke arah massa pendukung mantan Presiden Bolivia Evo Morales di La Paz pada 13 November 2019. Setelah dikepung unjuk rasa sebulan, orang pribumi pertama yang menjabat kepala negara sejak penjajahan Spanyol lebih dari 470 tahun lalu itu mundur dan lari ke Meksiko.
RONALDO SCHEMIDT/AFP SENJA KALA SOSIALISME: Polisi antihuru-hara menembakka­n gas air mata ke arah massa pendukung mantan Presiden Bolivia Evo Morales di La Paz pada 13 November 2019. Setelah dikepung unjuk rasa sebulan, orang pribumi pertama yang menjabat kepala negara sejak penjajahan Spanyol lebih dari 470 tahun lalu itu mundur dan lari ke Meksiko.
 ?? FEDERICO PARRA/AFP ?? TERBELAH: Demonstran mengangkat tangan dalam protes melawan Presiden Venezuela Nicolas Maduro di Caracas 23 Januari 2019. Negeri kaya minyak itu dirundung petaka karena situasi politik dan ekonomi yang tak kunjung stabil.
FEDERICO PARRA/AFP TERBELAH: Demonstran mengangkat tangan dalam protes melawan Presiden Venezuela Nicolas Maduro di Caracas 23 Januari 2019. Negeri kaya minyak itu dirundung petaka karena situasi politik dan ekonomi yang tak kunjung stabil.
 ?? ISAAC LAWRENCE/AFP ?? DEMI KEBEBASAN: Massa prodemokra­si menghadapi water cannon yang disemprotk­an polisi Hongkong pada 15 September 2019. Demonstras­i menolak RUU Ekstradisi tersebut belum juga mereda hingga saat ini. Meski RUU telah dicabut, sentimen anti-Beijing tak kunjung surut.
ISAAC LAWRENCE/AFP DEMI KEBEBASAN: Massa prodemokra­si menghadapi water cannon yang disemprotk­an polisi Hongkong pada 15 September 2019. Demonstras­i menolak RUU Ekstradisi tersebut belum juga mereda hingga saat ini. Meski RUU telah dicabut, sentimen anti-Beijing tak kunjung surut.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia