Tanggul Jebol hingga Badan Sungai Menyempit
Kondisi Kali Lamong Makin Memprihatinkan
– Banjir akibat luapan Kali Lamong, tampaknya, tinggal menunggu waktu. Sebab, gara-gara nyaris tidak ada penanganan serius, saat ini kondisi sungai sepanjang 25 km itu semakin kritis.
Tidak hanya semakin banyak titik sungai yang dangkal dan menyempit, kondisi tanggul sungai di sejumlah wilayah pun mengkhawatirkan. Bahkan, ada yang sudah ambrol.
Misalnya, yang terjadi di Menganti. Kini warga dan petani di Dusun Glintung, Desa Kepatihan, harus meningkatkan kewaspadaannya. Sebab, pada saat Kali Lamong belum meluap, tanggul anak sungai di desa itu sudah jebol gara-gara debit air mulai bertambah setelah hujan turun.
Sebenarnya tanggul itu jebol sejak akhir pekan lalu. Namun, tidak ada perbaikan. Akibatnya, kemarin sejumlah petani desa setempat gotong royong membendung tanggul yang jebol selebar 1,5 meter itu. ’’Sebab, air masih mengucur deras,’’ kata Khoirul Anam, salah seorang warga.
Untuk sementara, warga setempat membendung tanggul yang jebol itu dengan cara menyumbatnya menggunakan sesek (anyaman bambu) dan bambu. Harapannya, air tidak masuk ke area pertanian,’’ tambahnya.
Warga memang khawatir dengan kondisi tersebut. Sebab, jebolnya tanggul itu membuat area persawahan warga terancam. Padahal, saat ini baru masuk musim tanam. ’’Rata-rata baru seminggu masyarakat menanam. Kalau sampai terendam, bisa gagal panen,’’ tegasnya.
Selain cukup banyak tanggul yang mengkhawatirkan, kondisi badan Kali Lamong di sejumlah wilayah kian kritis. Cukup banyak titik sungai yang kini dangkal. Contohnya, ruas sungai di wilayah Morowudi, Cerme. Kini meninggi gara-gara sedimentasi. Ada juga yang sudah ditumbuhi tanaman liar.
Kondisi tidak jauh beda terjadi di ruas sungai wilayah Benjeng. Di sana sebagian besar badan sungai menyempit. Sebab, sejauh ini tidak pernah ada normalisasi sungai.
Semakin kritisnya kondisi Kali Lamong cukup beralasan. Hingga kini, janji penanganan sungai itu nyaris tidak kunjung terealisasi. Bahkan, rencana revitalisasi sungai tersebut juga dipastikan tertunda.
Sebab, pemerintah pusat belum berani menganggarkan dana khusus untuk revitalisasi Kali Lamong. Lahan yang diperlukan tidak kunjung dibebaskan.
Di sisi lain, pembebasan juga macet. Tahun depan pemkab berencana menginventarisasi ulang lahan-lahan yang masuk proyeksi pembebasan. Status lahan yang masuk proyeksi revitalisasi Kali Lamong memang cukup beragam. Ada yang berupa tanah negara (TN), tanah kas desa (TKD), hingga tanah-tanah milik perorangan. Jika inventarisasi beres, pembebasan baru bisa dilakukan.
Kalangan legislatif menyebut persoalan pembebasan lahan Kali Lamong sebenarnya bisa diatasi jika pemkab serius sejak dulu. ’’Kami selalu menganggarkan dana besar tiap tahun untuk keperluan itu. Tapi, selama itu pula tidak ada progress dari pemkab,’’ kata Nasir Cholil, anggota DPRD asal Menganti.