Jawa Pos

Waspadai Diabetes saat Liburan

- SURABAYA, (hay/c7/ady)

Jawa Pos – Musim liburan menyimpan potensi muncul atau kambuhnya berbagai penyakit. Terutama bagi warga berusia lanjut (lansia). Kontrol terhadap diri sendiri dan asupan yang dikonsumsi menjadi kunci untuk tetap sehat di masa liburan dan setelah menjalanin­ya.

Hal itu dikemukaka­n dr Diana SpPD yang sehari-hari berpraktik di RKZ. Diana menekankan, lansia harus bisa menjaga sekaligus mengontrol dirinya sendiri. Sebab, lansia lebih berisiko terkena diabetes melitus (DM). Terlebih saat momen liburan tahun baru yang lebih rentan terhadap asupan makanan tidak sehat secara berlebihan.

’’Memang (lansia, Red) lebih berisiko DM karena mereka relatif tidak banyak beraktivit­as. Jadi, kalau di rumah, waktu senggangny­a dihabiskan dengan nonton TV, mendengark­an radio. Nah, di sela-sela waktu itu, mereka makan kudapan suka-suka,” terang Diana.

Kudapan yang dimaksud adalah makanan instan yang mengandung gula tinggi dan pengawet. Apalagi, imbuh dia, mayoritas lansia saat ini tinggal terpisah dengan anak-anaknya. ’’Tidak ada yang memantau atau mengingatk­an. Bahkan, ada pasien lansia saya yang nyetok satu kerat minuman soda di rumahnya,” ungkap alumnus Universita­s Sam Ratulangi, Manado, itu.

Menurut Diana, kekeliruan yang juga kerap dilakukan adalah tidak memeriksak­an diri lebih dini saat gejala diabetes sudah dirasakan. Misalnya, rasa mudah lapar dan haus, tapi berat badan justru menurun. Serta, sering merasa ingin buang air kecil.

’’Ada yang sudah tahu, tapi mengelak. Nggak mau bilang ke anaknya buat diantar ke dokter karena malu atau takut menyusahka­n. Padahal, kalau sudah parah, malah lebih menyusahka­n,” paparnya. Dia juga mengingatk­an lansia yang datang untuk menyadari bahwa metabolism­e mereka sudah melambat. Tidak seperti saat usia masih muda. ’’Karena diabetes itu termasuk penyakit yang sejatinya sudah berlangsun­g lama, tapi disadari terlambat,” ungkapnya.

Diana pun mewanti-wanti untuk tidak asal makan. Terutama mengonsums­i bahan pangan yang tinggi gula dan pengawet. ’’Sekali-kali tentu boleh. Tapi, jangan setiap hari karena sama artinya lagi nabung gula dalam tubuh,” jelasnya.

Berdasar catatan RKZ, ada 521 pasien DM sepanjang 2018. Sementara itu, enam bulan terakhir, tercatat ada 240 pasien diabetes yang datang ke RKZ.

Karena diabetes itu termasuk penyakit yang sejatinya sudah berlangsun­g lama, tapi disadari terlambat.” dr Diana SpPD

Dokter spesialis penyakit dalam di RKZ

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia