Jawa Pos

Greysia/Apriyani di Malaysia Masters

-

JAKARTA, Jawa Pos – Pasangan Greysia Polii/ Apriyani Rahayu mengawali 2019 dengan cukup meyakinkan. Mereka menjadi runner-up Malaysia Masters 2019. Apa yang mereka capai saat itu tergolong keren. Sebab, mereka melewati salah satu pilar Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, di babak semifinal.

Namun, capaian tinggi tidak menggarans­i musim mereka berjalan mulus. Setelah event di Axiata Arena, Kuala Lumpur, itu, Greysia/Apriyani baru mencapai final lagi (dan menjadi juara) dalam India Open pada April. Itu jadi final terakhir sekaligus satu-satunya gelar mereka musim lalu. Sejak pertengaha­n tahun, performa mereka terus menurun. Peringkat juga perlahan melorot dari posisi ke-4 ke posisi ke-8.

Menjadi juara SEA Games 2019 agaknya mengembali­kan konfidensi mereka. Mereka datang ke Kuala Lumpur dengan semangat baru. Mereka berharap minimal bisa mempertaha­nkan capaian sebagai runner-up. Mampukah?

Well. Tampaknya, hasil drawing tidak terlalu ramah pada mereka. Tiap langkah Greysia/ Apriyani dibayang-bayangi pasangan Korea Selatan yang saat ini menjadi momok baru di sektor ganda putri dunia. Lihat saja babak pertama. Mereka sudah harus berhadapan dengan Baek Ha-na/Jung Kyung-eun.

Peringkat Baek/Jung memang di bawah Greysia/ Apriyani. Yakni, di posisi ke-12. Tapi, mereka tidak boleh diremehkan. Pertemuan perdana dua pasangan tersebut berpotensi rubber game. ’’Sudah bertemu pemain Korea yang cukup kuat di babak pertama ini. Peluang cukup ramai (ketat) ya,’’ ujar Chafidz Yusuf, asisten pelatih ganda putri, saat dihubungi kemarin.

Jika lolos, babak 16 besar diprediksi mudah buat Greysia/Apriyani. Sebab, lawannya adalah pasangan dari kualifikas­i. Tantangan berat bakal menanti di perempat final. Sangat mungkin mereka berjumpa pasangan kuat Korea yang lain, Chang Ye-na/Kim Hye-rin.

Pasangan peringkat ke-11 dunia itu sudah dua kali mengalahka­n mereka tahun lalu. Yakni, di Thailand Open (super 500) dan Denmark Open (super 750). Postur tinggi, lincah, dan ulet mengambil bola jadi kunci andalan Chang/ Kim bisa leluasa menundukka­n Greysia/Apriyani. ’’Saya berharap mereka bisa tampil lebih baik, dari segi performa dan hasilnya,’’ kata Chafidz.

Kendati demikian, problem Greysia/Apriyani bukan melulu soal lawan. Dua pemain yang dipasangka­n sejak 2017 itu punya beban mental yang hingga kini belum ada penyelesai­annya. Selain itu, seperti yang sudah diketahui, Greysia sempat mengalami cedera bahu akhir tahun lalu. Problem yang membuat dia dan Apriyani mundur dari Hongkong Open.

Hampir dua bulan berlalu sejak itu. Namun, hingga kini, kondisinya belum pulih seratus persen. ’’Belum sembuh total, tapi sudah lebih baik. Nggak begitu masalah dengan tangannya saya rasa,’’ jelas Chafidz. Semoga benar. Sebab, mereka menjadi satu-satunya wakil ganda putri di babak utama. Ada pasangan muda Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto. Namun, mereka masih berjuang di kualifikas­i.

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS MIFTAHUL HAYAT/JAWA POS ?? BAGI TUGAS: Minarti Timur diharapkan mampu menciptaka­n generasi juara dunia junior baru di pelatnas pratama.
DIPTA WAHYU/JAWA POS MIFTAHUL HAYAT/JAWA POS BAGI TUGAS: Minarti Timur diharapkan mampu menciptaka­n generasi juara dunia junior baru di pelatnas pratama.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia