Dikepung Pasangan Korea
Minarti Turun Kelas Tangani Pratama
JAKARTA, Jawa Pos – Musim lalu Minarti Timur masih sering mendampingi Gregoria Mariska Tunjung dan Fitriani di turnamen. Bergantian dengan pelatih kepala tunggal putri Rionny Mainaky. Namun, tahun ini tidak bisa lagi. Pelatih asal Surabaya tersebut dipindahkan ke sektor tunggal putri pratama. Sementara itu, posisinya sebagai asisten Rionny digantikan Herli Djaenudin.
’’Kami mencoba mengubah susunan agar fokus dengan target masingmasing,’’ ujar Kabid Binpres PP PBSI Susy Susanti kemarin. ’’Untuk tunggal putri, saya berharap Rionny fokus memegang atlet yang prioritas ke Olimpiade Tokyo 2020. Dibantu Herli agar komunikasinya lebih lancar. Karena ada beberapa atlet pratama yang tahun ini naik ke utama,’’ ucap Susy. Herli memang selama ini menangani tunggal putri pratama.
Susy punya alasan soal Minarti. Pada 2017, dia sukses mengantar Gregoria Mariska Tunjung menjadi juara dunia junior. ’’Jadi, saya harapkan Minarti bisa menyiapkan ke situ lagi. Kalau Rionny dan Minarti sama-sama pegang yang utama, saya pikir agak sayang,’’ tutur Susy.
Minarti masuk menjadi pelatih pelatnas pada 2017. Dia langsung menjadi asisten sektor tunggal putri utama. Faktanya, dia adalah satu-satunya pelatih karena posisi head coach kosong. Karena itu, dia juga menangani Jorji pada Kejuaraan Dunia 2017.
Sayang, setelah anak didiknya naik kelas ke senior, Minarti tidak mampu mengantar mereka ke jajaran 10 besar dunia. Kepribadiannya yang terlalu lembut hati dan ngemong, pernah diakui Minarti, membuat para pemainnya manja. Kurang tangguh. Namun, pendekatan itu bisa jadi lebih cocok untuk kelas pratama.
Saat ini ada delapan pemain di pelatnas tunggal putri pratama yang disiapkan untuk mengikuti kejuaraan internasional junior.