Jawa Pos

Tak Kenal Lelah karena Pengabdian

Mereka orang-orang “penting”. Tergabung dalam Tim Kadaka Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya. Saat cuaca ekstrem seperti dua hari ini, mereka justru sibuk-sibuknya bekerja. Menebang pohon yang menghalang­i jalan, lalu menyelamat­kan pa

- ARIF ADI WIJAYA, Jawa Pos

’’KADAKA selatan monitor, pohon tumbang di Jalan Ahmad Yani sekarang. Mohon ditindakla­njuti’.’ ’’Monitor Kadaka

Timur Satu, pohon tumbang di wilayah MERR, tim segera meluncur’.’ Suara tersebut saling bersahutan dari handy talky (HT) petugas dinas kebersihan dan ruang terbuka hijau (DKRTH). Satu per satu diterjunka­n untuk melakukan evakuasi.

Minggu sore (5/1) merupakan hari yang sangat sibuk bagi tim Kadaka di bawah seksi RTH DKRTH Surabaya. Akibat cuaca buruk, 96 pohon tumbang. Sebagian menimpa mobil yang sedang melintas di jalan.

Pohon tumbang itu menimbulka­n kemacetan di sejumlah titik. Mulai wilayah timur, barat, sampai selatan. Tim Kadaka yang memang stand by di posko tiap wilayah dikerahkan untuk melakukan pemantauan

Total ada 7 tim yang diterjunka­n. Namun, karena jumlah pohon yang tumbang cukup banyak, tim yang ada dibagi lagi menjadi 22 subtim. Satu subtim berisi 3–4 orang. Mereka disebar. Dari wilayah barat, selatan, sampai timur.

Sore itu, pukul 15.30, angin kencang melanda Kota Pahlawan. Disusul hujan yang begitu deras. Seluruh anggota tim Kadaka yang memang tidak libur pada Minggu diminta siaga. Tepat pukul 16.00, laporan pohon tumbang masuk satu per satu.

Insiden pohon tumbang di Jalan Ahmad Yani merupakan yang pertama dilaporkan. Pada saat hujan angin, tim yang berjaga di posko Taman Pelangi langsung meluncur ke lokasi. Belum selesai mengevakua­si, ada lagi pohon tumbang di titik yang sama.

Rochim Yuladi, komandan tim, memberikan komando lewat HT. Pria yang menjabat kepala seksi RTH DKRTH itu berada di Lakarsantr­i. Ada pohon tumbang juga di lokasi tersebut.

Koordinasi terus dilakukan lewat HT. Hujan deras diterjang. Anggota tim yang sedang mengevakua­si pohon di Jalan Ahmad Yani diminta membantu di Mayangkara. Begitu pula yang di wilayah Jalan Ir H Soekarno, MERR. Mereka diminta membantu di wilayah Rungkut.

Begitu melihat pohon tumbang, anggota Tim Kadaka langsung sigap. Gergaji mesin dinyalakan. Pangkal pohon dipotong. Lalu, batang pohonnya dibawa ke tepian. Ada yang dievakuasi ke median jalan.

Untungnya, banyak warga yang simpati. Beberapa orang yang melihat evakuasi yang memakan tenaga itu ikut membantu. Mulai pengemudi mobil, motor, sampai orang yang berteduh. Semua bahu-membahu meminggirk­an pohon yang sudah dipotong.

Rochim menjelaska­n, memang ada teknik khusus untuk mengevakua­si pohon tumbang. Setelah pangkalnya dipotong, batang pohon dipotong kecil-kecil agar bisa dirapikan. Setelah itu, baru diangkut ke rumah kompos. Total ada 16 rumah kompos yang menampungn­ya.

Pada pukul 16.00–20.00, laporan pohon tumbang terus masuk. Awalnya, memang hanya ada 78 pohon yang dilaporkan tumbang. Namun, ada 18 laporan lagi yang masuk pukul 20.00–21.30. Jadi, ada 96 pohon tumbang yang dievakuasi dalam semalam. ’’Baru besoknya dibawa ke rumah kompos,’’ paparnya.

Evakuasi dilangsung­kan selama tujuh jam nonstop. Ada tujuh mobil sky lift yang dikerahkan. Mulai pukul 16.00 sampai 23.00. Petugas yang dibantu warga, PMK, linmas, dan anggota Satlantas Polrestabe­s Surabaya di lapangan berhasil membuat lalu lintas kembali lancar.

Rochim menyatakan, seluruh timnya diterjunka­n. Termasuk tim khusus yang sejatinya ditugaskan untuk mendamping­i wali kota. Sebab, insiden yang terjadi memang cukup banyak. ’’Tapi, ini bagian dari pengabdian kita,’’ ucapnya.

Kemarin sore (6/1) cuaca buruk kembali terjadi. Meski tidak separah pada Minggu, jumlah pohon yang tumbang cukup banyak. Sebanyak 49 pohon dilaporkan tumbang sampai pukul 19.00. Belum sempat libur, tim Kadaka kembali turun untuk melakukan evakuasi.

Hingga berita ini ditulis, tim Kadaka masih bekerja di lapangan. Mereka dibantu petugas PMK dan beberapa warga. ’’Itu sudah biasa. Memang kami liburnya gantian, bukan Sabtu-Minggu seperti PNS lain,’’ papar Rochim.

Tim Kadaka sendiri memiliki filosofi yang cukup unik. Kadaka merupakan nama tanaman atau yang biasa disebut paku sarang burung. Kadaka merupakan tanaman perintis yang mengawali lahirnya ekosistem baru. Mampu hidup di kondisi tanah ekstrem dengan pancaran matahari minim.

Rochim mengklaim tim Kadaka merupakan satu-satunya tim yang memiliki tugas khusus untuk ngopeni pohon. Mulai penanaman, perantinga­n, sampai mengurusi pohon tumbang. ’’Kalau skala kota, kami satu-satunya di Indonesia,’’ jelasnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia