Jawa Pos

Tanggul Kali Lamong Rawan Jebol

Dewan Ingin Pemkot Bangun dari Beton dengan APBD

-

SURABAYA, Jawa Pos – Tak ada yang bisa memastikan apakah tanggul tanah dan batu yang dibangun Pemkot Surabaya akan kuat menahan luapan Kali Lamong. Yang jelas, sungai sepanjang 103 kilometer itu sudah menggenang­i wilayah Gresik, Lamongan, dan Mojokerto. Kemarin Komisi C DPRD Surabaya mengundang Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya untuk membahas persoalan tersebut.

Anggota dewan khawatir tanggul jebol lagi seperti Mei 2019. Delapan RT di Kelurahan Sumberejo terendam banjir. Mereka juga mempertany­akan koordinasi DPUBMP dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo yang dinilai buruk.

”Kami tunjukkan surat dari BBWS yang dikirim ke pemkot 2015 lalu. Kata mereka sampai sekarang belum dibalas,” ujar Ketua Komisi C DPRD Surabaya

Baktiono kepada pihak dinas yang datang.

Sekretaris DPUBMP Awaludin Arief kaget melihat isi surat yang ditampilka­n di layar proyektor itu. Sebab, pemkot juga sudah bersurat ke BBWS. Bahkan, setiap tahun pemkot menyurati BBWS agar tanggul beton segera dibangun. ”Saya juga punya buktinya. Nanti saya kirim buktinya,” kata dia.

Kini giliran komisi C yang heran. Sebab, saat mendatangi kantor BBWS Bengawan Solo di Surakarta akhir tahun lalu, yang seolah-olah tidak mau diajak berkoordin­asi adalah pemkot. Agar perdebatan tidak semakin berkepanja­ngan, komisi C bakal kembali ke BBWS dengan mengajak pejabat DPUBMP.

Awaludin mengatakan bahwa pemkot sangat serius menangani Kali Lamong. Alat-alat berat dan operatorny­a juga jarang pulang untuk memperkuat tanggul tanah. Selain itu, pemkot membuat tanggul beronjong yang terbuat dari batu-batu yang diikat.

Mantan kepala bidang tata bangunan dinas cipta karya dan tata ruang (DCKTR) tersebut menilai tanggul itu tak akan kuat menahan luapan

Kali Lamong dalam jangka panjang. Sebab, penahan air tersebut sangat rawan jebol karena erosi. ”Beronjong pun sebenarnya belum cukup kuat. Makanya, kami berharap pusat membangunk­an tanggul beton untuk Surabaya,” ujar Awaludin.

Pembanguna­n tanggul beton tersebut dinilai sangat mahal. Karena itu, pemkot berharap BBWS yang memiliki kewenangan menanggul sungai tersebut bisa segera merealisas­ikan proyek itu.

Sementara itu, Baktiono meminta pemkot tak menunggu BBWS. Sebab, Surabaya sudah sering dikecewaka­n pemerintah pusat. Misalnya dalam hal anggaran pembanguna­n trem yang batal dikucurkan. Serta pembanguna­n box culvert diversi Gunungsari yang awalnya didanai APBN, akhirnya harus pakai anggaran APBD. ”Pintu air Petekan juga kewenangan pusat. Tapi, akhirnya pemkot sendiri yang membangun,” cetus politikus

PDIP tersebut.

 ?? HISYAM/JAWA POS ?? ANTISIPASI:
Alat berat milik DPUBMP Surabaya memperteba­l tanggul Kali Lamong kemarin. Tujuannya mencegah tanggul jebol seperti tahun lalu.
HISYAM/JAWA POS ANTISIPASI: Alat berat milik DPUBMP Surabaya memperteba­l tanggul Kali Lamong kemarin. Tujuannya mencegah tanggul jebol seperti tahun lalu.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia