Unair Tolak Dosen Asing Jadi Rektor
Harus Dosen Tetap, PNS, dan Doktor
SURABAYA, Jawa Pos – Pemilihan calon rektor (carek) 2020–2025 Universitas Airlangga (Unair) mulai disosialisasikan kemarin (6/1). Kegiatan tersebut menjadi langkah awal untuk menjaring calon rektor terbaik Unair. Kali ini, sosialisasi menyasar pimpinan fakultas Unair.
Ketua Senat Unair Prof Joko Santoso menyatakan, tahapan sosialisasi dilakukan hingga 9 Januari. Tidak hanya pimpinan fakultas dan badan pertimbangan fakultas (BPF), sosialisasi juga akan dilakukan ke seluruh dosen, mahasiswa, dan tenaga pendidikan (tendik) Unair. ’’Sosialisasi ini diharapkan dapat mengajak dosen-dosen terbaik Unair untuk mendaftar calon rektor pada 20–30 Januari,’’ katanya.
Joko menuturkan, dalam pemilihan carek tahun ini, diharapkan rektor 2020– 2025 tetap memberikan posisi pelayan, humble, dan menguasai manajemen secara umum. Begitu juga dunia pendidikan, pengabdian, serta pengembangan Unair sesuai dengan era disrupsi.
Menurut Joko, pilrek 2020–2025 tidak berbedadengantahun-tahunsebelumnya.Semua proses dilakukan dengan skema yang sama sesuai dengan statuta, peraturan menteri, senat, dan majelis wali amanat (MWA). ’ Yang membedakan hanya tahunnya,’ kata dia.
Ketua Panitia Seleksi Pemilihan Rektor Prof Suryanto mengatakan, syarat pilrek 2020–2025 sudah ditetapkan. Selain usia tidak boleh di atas 60 tahun, carek harus berstatus dosen tetap, pegawai negeri sipil (PNS), dan doktor. ’’Tentu kriteria itu tidak mungkin ada untuk dosen asing,’’ ujarnya.
Tiga paket syarat tersebut sudah ada di dalam statuta Unair. Meski begitu, kesempatan mendaftar carek tidak hanya diperuntukkan di internal Unair, tetapi juga luar kampus. ’’Boleh dari kampus lain. Asal dia dosen tetap, PNS, dan doktor. Harus ada ketiganya,’’ katanya.