Listrik Masih Mati Akibat 67 Tiang Tumbang
SIDOARJO, Jawa Pos – Terjangan angin kencang berdampak serius terhadap aliran listrik. Hingga kemarin (6/1), jaringan setrum milik PLN masih padam. Perbaikan diperkirakan baru tuntas besok.
Sekitar 50 petugas PLN turun ke lokasi angin kencang di Desa Barengkrajan, Krian, kemarin (6/1). Tiang listrik yang roboh kembali didirikan. Totalnya 67 tiang listrik. Kabel yang putus disambung.
Manajer Pengendalian Sistem dan Distribusi PLN Unit Induk Distribusi Jatim Dasih Listiyanto mengatakan, pihaknya berupaya memperbaiki kerusakan. Di sejumlah wilayah yang terdampak, aliran listrik sudah normal. Untuk Desa Barengkrajan, perbaikan membutuhkan waktu. Sebab, tiang listrik yang ambruk mencapai 67 tiang.
’’Diperkirakan tiga hari,’’ jelasnya. Bencana angin kencang itu tidak hanya menyengsarakan warga. Namun, PLN juga menelan kerugian besar. Nilainya masih dihitung. ’’Kami fokus mempercepat pembenahan aliran listrik,’’ katanya.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo mendata, amuk angin kencang tidak hanya terjadi di Barengkrajan. Sejumlah desa lain juga porak-poranda. Puluhan pohon ambruk. Atap rumah warga amblas.
Di Buduran, angin kencang membuat pohon tumbang. Lokasinya di dekat pabrik Avian. Di Jalan Letjen Suparman, Waru, dua pohon tumbang menimpa rel kereta api. Di Jalan Raya Juanda, Desa Semambung, sebuah pohon tumbang hingga menghalangi jalan.
Di Desa Bungurasih, angin kencang menerjang bangunan warga. Empat rumah penduduk rusak ringan. Dampak angin kencang juga dirasakan di Desa Sawotratap, Gedangan. Tiga atap rumah warga amblas. Di Desa Pabean Sedati, delapan rumah rusak ringan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dwidjo Prawito mengatakan, penanganan bencana terus berlanjut. Kemarin seluruh petugas BPBD dikerahkan. Mereka memperbaiki rumah warga dan memotong pohon yang tumbang. Dwidjo memastikan seluruh rumah warga yang rusak segera diperbaiki. Pemkab akan mengganti atap bangunan yang hilang. Namun, untuk kendaraan yang rusak, tidak ada ganti rugi.
Cuaca ekstrem diperkirakan menerjang Sidoarjo dua bulan mendatang. Puncvaknya pada Februari. BPBD meminta warga waspada.
Menurut Dwidjo, ada dua ancaman bencana di Sidoarjo. Angin kencang dan banjir. Angin kencang bisa terjadi di 18 kecamatan. Bencana banjir berpotensi terjadi di wilayah yang berdekatan dengan aliran sungai. Di antaranya, Taman, Waru, Kota, Tanggulangin, Porong, dan Jabon.
Sebagai antisipasi, Polresta dan Pemkab Sidoarjo kemarin meresmikan tempat pengungsian bencana. Lokasinya ada di Desa Candi Pari, Porong.
Kapolresta Sidoarjo Kombespol Zain Dwi Nugroho mengatakan, Kota Delta rawan diterjang bencana. Terutama angin kencang. ’’Perlu antisipasi,’’ ucapnya. Dia mencontohkan wilayah Porong. Kawasan itu kerap diterjang banjir. Tiga desa yang langganan banjir adalah Desa Pesawahan, Candi Pari, dan Wunut. ’’Untuk menghadapi bencana, dibutuhkan tempat pengungsian,’’ ucapnya.