Tekuni sejak 1970-an, Terasa seperti Belahan Jiwa
SURABAYA, Jawa Pos – Berusia tiga perempat abad, Rade Roro Soeharlien enggan berhenti beraktivitas. Bahkan, dia justru semakin sibuk. Sebab, Lien, begitu dia disapa teman dan keluarganya, menjabat beberapa posisi sebagai penasihat di organisasi Tiara Kusuma. Baik itu yang tingkat Jatim, Kota Surabaya, maupun di rantingnya sendiri, ranting Perak.
Kegiatannya yang padat pun terlihat di rumahnya di daerah Perak kemarin (6/1). ”Hari ini kita ada pertemuan ahli kecantikan dan pengusaha salon Tiara Kusuma Indonesia ranting Perak,” kata Lien saat ditemui di rumahnya siang itu. Kumpul-kumpul siang itu diisi dengan demo make-up dan sanggul untuk pelatihan dan persiapan para anggota ranting Perak pada acara ulang tahun organisasi tersebut.
”Di organisasi ini, kita belajar soal kecantikan itu banyak sekali. Nggak hanya make-up saja. Tapi juga tata kecantikan kulit, tata kecantikan rambut, tata rias pengantin tradisional, sampai keluwesan dan keperagawatian,” terangnya. Dalam organisasi tersebut pun, Lien mengaku selalu menjadi yang paling tua di antara teman-temannya yang lain. ”Jadi, kalau mau ada rapat gitu selalu nungguin jadwal saya kosongnya kapan,” imbuhnya.
Perempuan kelahiran 27 November 1944 itu mengungkapkan, dirinya mulai terjun di dunia kecantikan pada 1970. Waktu itu dia tengah mengandung anaknya yang keempat. ”Saya sebelumnya nggak tahu kalau ternyata saya ini hamil anak perempuan. Pokoknya tibatiba saja jadi tertarik banget sama kecantikan,” ceritanya tentang asal mula kecintaannya pada kesibukannya sekarang.
Padahal, sebelum terjun di dunia tersebut, Lien mengaku lebih senang dengan kegiatan olahraga. Mulai berenang, tenis, hingga voli. ”Tapi, setelah punya anak perempuan itu, saya langsung kursus macam-macam soal kecantikan itu tadi,” imbuhnya. Hingga akhirnya, pada 1976 dirinya menjadi penguji ujian negara tata kecantikan kulit, tata kecantikan rambut, dan tata rias pengantin.
Di tahun yang sama, Lien juga mulai membuka salon dan kursus. ”Dari sini saya jadi dapat panggilan buat ngajar-ngajar di beberapa universitas di Surabaya. Yang paling terakhir itu di Stikom, ngajar soal pengembangan diri. Baru pensiun 2018 lalu,” ceritanya lagi.
Meski sudah pensiun dari mengajarnya di kampus, perempuan delapan cucu itu mengaku tidak ingin pensiun dari Tiara Kusuma. ”Selama saya masih bisa membantu, masih bisa berbagi, dan masih dibutuhkan, saya nggak akan pernah pensiun. Soalnya, dunia kecantikan ini sudah seperti belahan jiwa saya,” terangnya.
Kesibukan-kesibukannya dalam berbagi ilmu dan bersosialisasi itu pun diakui menjadi caranya agar tetap sibuk di hari tua. Hal itu menjadi salah satu rahasianya tetap bisa terlihat awet muda meski sudah berusia 70 tahun ke atas. ”Kalau lagi senggang, saya juga biasanya nata-nata taman. Atau nggak gitu jalan-jalan ke luar negeri sama teman-teman. Pokoknya untuk bisa tetap awet muda memang harus tetap selalu berpikir positif dan tetap aktif,” pungkasnya.