Jadi Rebutan karena Pohonnya Hanya Lima
Perpaduan sejumlah warna di kulit buahnya membuat durian ini beda dari lainnya. Karena itu pula, varietas ini diberi nama merica pelangi.
WARNA durian ini cukup khas. Perpaduan kuning, jingga, dan merah yang tipis berbaur menghiasi kulit durian yang kekuningan. Kombinasi warna tersebut menyerupai sehelai selendang. Ada yang menganggapnya lebih mirip pelangi.
Sementara itu, ukurannya tidak terlalu besar. Paling banter, berat satu buah hanya 1,5 kilogram. ”Karena itu, durian ini mendapat julukan merica pelangi,” kata petani Durian Merica Pelangi, Eka Nur Oktaviana.
Durian tersebut adalah satu di antara sekian banyak varietas durian di Dusun Duyung, Desa Trawas, Kecamatan Trawas, Mojokerto.
Durian Merica Pelangi menjadi salah satu varietas yang jadi buruan para pencinta durian di kawasan itu. Tak hanya karena kulit buahnya yang begitu khas, aroma hingga rasanya membuat durian tersebut banjir pujian.
Saat dibelah, semriwing aroma yang menusuk langsung membuat hidung terasa sejuk. Seperti ada alkohol yang menguap. Daging buahnya tidak mudah benyek saat dipegang. Lebih kering dari sisi luar.
Soal rasa tidak usah diperdebatkan. Manis dan pahit beradu kuat di mulut. Pahitnya memiliki durasi yang panjang. Paduan dua rasa itu tetap ada meski buah sudah ludes.
Sensasi gigitannya juga bikin ketagihan. Lembut, seakan-akan daging itu meleleh. Layaknya mentega yang perlahan mencair hingga masuk tenggorokan. Karena itu, d u lupa r a petani menyebutnya durian mentega.
Soal harga, durian tersebut terbilang murah. Dibanderol antara Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu per buah. Namun, jangan senang dulu. Sebab, tidak mudah berburu durian yang satu itu. Sebagian besar peminat harus antre untuk bisa mendapatkannya. ”Stok hariannya tidak banyak. Ada yang harus menunggu beberapa hari baru dapat,” ujarnya.
Sulitnya berburu durian merica pelangi tidak lepas dari jumlah pohonnya yang sedikit. ”Hanya ada lima pohon. Itu pun bukan milik satu petani saja,” jelasnya.
Kenapa? Sebab, meski durian tersebut sudah jadi buruan, sejauh ini belum banyak petani yang membudidayakan nya. Sebagian besar lebih memilih menanam durian berdaging tebal. ”Karena itu, ke depan, kami ingin durian ini bisa jadi maskot baru agar durian khas pegunungan, terutama di kampung duyung ini, makin terkenal,” harap wanita itu.
Dataran tinggi Trawas memang jadi tempat yang pas untuk pengembangan durian. Karena itu, sejak d u l u, kawasan tersebut begitu terkenal akan keragaman durian lokalnya.
Di sana, para penggemar bisa memperoleh aneka durian yang punya keunggulan. Misalnya, durian dandang yang berukuran jumbo, durian lain yang dipercaya rendah kolesterol, hingga durian merica.