Siapkan Dua Skema Pembiayaan Proyek Strategis
Diawali Pembangunan Bandara Kediri
JAKARTA, Jawa Pos – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa terus melangsungkan road show ke kementerian dan lembaga (KL). Upaya itu dilakukan dalam rangka percepatan realisasi proyek-proyek strategis nasional di Jatim.
Kemarin di Jakarta orang nomor satu di Jatim itu mendatangi dua kementerian. Yakni, Kemenko Kemaritiman dan Investasi serta Kementerian Keuangan (Kemenku).
Dalam pertemuan tersebut, ada sejumlah rencana kebijakan strategis yang sudah disiapkan pemerintah untuk merealisasikan 218 proyek fisik dan nonfisik yang sudah masuk dalam Peraturan Presiden (Perpres) 80/2019 itu.
Salah satunya adalah skema pendanaannya. Dalam pertemuan bersama Menkeu Sri Mulyani, skema pendanaan proyek strategis Jatim sudah disepakati. Yakni, melalui APBN lewat dana alokasi khusus (DAK) serta kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). ’’Ada beberapa badan usaha yang disiapkan,’’ kata Khofifah.
Diproyeksikan, pendanaan proyek itu bakal lebih banyak menggunakan skema investasi. Komposisinya adalah 15 persen dibiayai APBN dan APBD, sedangkan sisanya dengan KPBU.
Sementara itu, saat bertemu dengan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Khofifah mendapat kepastian bahwa proyek strategis nasional di Jatim bakal masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) yang akan diputuskan pemerintah pada awal tahun ini.
Proyek-proyek yang tercantum dalam
Perpres 80/2019 itu memuat lima kelompok pembangunan kewilayahan. Tiga di antaranya masuk superprioritas. Yakni, kawasan Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan), kawasan BTS (BromoTengger-Semeru), kawasan Selingkar Wilis (Nganjuk, Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Madiun, dan Ponorogo).
Dalam road show kemarin, Khofifah juga mendapat kepastian soal sejumlah proyek strategis yang bakal dimulai tahun ini. Salah satunya adalah Kediri International Airport.
Bandara internasional baru itu akan dibangun di Kecamatan Gringging, Kediri. Lokasinya di lahan sebelah barat Sungai Brantas. Pembangunan dan pembebasan lahan sepenuhnya dikerjakan salah satu perusahaan di kabupaten itu.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan
Udara Kemenhub Polana B. Pramesti mengungkapkan, groundbreaking proyek itu direncanakan April mendatang. Saat ini tahap pembebasan lahan mencapai 98 persen. ’’Sudah ditentukan lokasinya. Tinggal menunggu rekomendasi yang berkaitan dengan perda RTRW,’’ katanya kemarin.
Dari 372 hektare lahan yang dibutuhkan, tinggal 5 hektare yang belum dibebaskan. Bandara itu akan memiliki landasan pacu sepanjang 3,3 kilometer dengan lebar 45 meter. Bandara tersebut diproyeksikan bisa melayani 1,4 juta penumpang pada tahap pertama dan maksimal 4 juta penumpang pada tahap berikutnya.
Rencananya, proyek itu menggunakan skema KPBU murni alias memakai dana swasta 100 persen dengan hak konsesi.