Jawa Pos

Bebaskan Sandera Terakhir Abu Sayyaf

Operasi Senyap tanpa Korban Jiwa

-

JAKARTA, Jawa Pos – Muhammad Farhan, 24, akhirnya bisa menghirup udara bebas. Pasukan militer Filipina AFP (Army Forces of Philippine­s) berhasil membebaska­n warga negara Indonesia (WNI) terakhir yang ditawan kelompok teror afiliasi ISIS, Abu Sayyaf, itu pada Rabu malam (15/1).

Menurut Juru Bicara Komando Militer Mindanao Barat Mayor Arvin Encinas, Farhan dibebaskan di kawasan Bato-Bato, Indanan, Sulu. ”Tidak ada kontak senjata dan tidak ada korban yang jatuh,” kata Arvin seperti dikutip dari Daily Express.

Keberadaan Farhan diketahui dari laporan penduduk. Mereka menginform­asikan keberadaan seseorang yang diduga sebagai sandera di lingkungan­nya. Tentara melakukan penyelidik­an. Begitu melihat peluang pembebasan yang besar, dilakukan operasi senyap. Farhan bisa diselamatk­an pada pukul 18.45 waktu setempat. Kondisinya

lemas. Diduga, dia kekurangan asupan gizi. ”Kami langsung membawanya ke RS militer Teodulfo Bautista Station Hospital di Jolo untuk mendapatka­n perawatan pertama,” kata Arvin.

Setelah membaik, Farhan dievakuasi ke RS Camp Navarro di Zamboanga. ”Kami sangat senang dengan capaian luar biasa dari satuan tugas gabungan militer kami di Sulu. Itu membuktika­n bahwa upaya penyelamat­an berkelanju­tan dan operasi keamanan untuk melumpuhka­n Abu Sayyaf sangat efektif,” bebernya.

Juru Bicara Kementeria­n Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah menyampaik­an apresiasi atas kerja keras pemerintah Filipina. Khususnya kepada Divisi 11 AFP. ”Dengan bebasnya Farhan, maka saat ini seluruh WNI yang disandera Abu Sayyaf telah berhasil dibebaskan,” kata dia.

Pada 22 Desember lalu, pasukan militer Filipina lebih dulu berhasil membebaska­n Maharudin Lunani, 48, dan Samiun Maneu, 27. Pembebasan tersebut diwarnai kontak senjata. Satu personel militer Filipina

gugur. Serah terima Lunani yang merupakan ayah Farhan dan Samiun dilakukan oleh pemerintah Indonesia kepada keluarga empat hari setelah pembebasan.

Filipina memilih pendekatan militer dalam upaya pembebasan sandera. Terutama setelah pemerintah Indonesia membahasny­a di KTT ASEAN-Republic of Korea awal Desember lalu. Saat itu Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi meminta Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana untuk mengintens­ifkan upaya pembebasan. Pada kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo juga bertemu dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk membicarak­an hal yang sama.

Maharudin Lunani, Samiun, dan Farhan ditangkap kelompok Abu Sayyaf saat melaut di Pulau Tambisan, Lahad Datu, Sabah, 24 September 2019. Perairan itu memang dikenal sebagai area operasi Abu Sayyaf dalam mencari sandera untuk mendapatka­n tebusan dari pemerintah asal nelayan yang diculik.

 ?? KBRI FILIPINA FOR JAWA POS ?? SANDERA ABU SAYYAF: Muhammad Farhan (kiri) setelah dibebaskan pasukan militer Filipina di Desa Bato-Bato, Indanan, Sulu, pada Rabu malam (15/1).
KBRI FILIPINA FOR JAWA POS SANDERA ABU SAYYAF: Muhammad Farhan (kiri) setelah dibebaskan pasukan militer Filipina di Desa Bato-Bato, Indanan, Sulu, pada Rabu malam (15/1).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia