Jawa Pos

Kurangi Pelanggara­n Sekaligus Jaga Kota

E-TLE Resmi Diberlakuk­an Mulai Kemarin

-

SURABAYA, Jawa Pos – Penerapan electronic traffic law enforcemen­t (e-TLE) atau sistem tilang elektronik di Surabaya diresmikan kemarin (16/1). Dengan begitu, sistem yang dikenal dengan e-tilang tersebut bakal mulai menjerat semua pengendara yang melanggar aturan lalu lintas (lalin).

Berbagai keuntungan digadang-gadang mengiringi pemberlaku­an sistem yang memanfaatk­an kamera CCTV di berbagai penjuru kota itu. Acara peresmian berlangsun­g di Gedung Mahameru, Mapolda Jatim, kemarin

Sistem tilang elektronik itu diresmikan langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i; Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlanta­s) Polri Irjen Pol Istiono, dan Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan di Mapolda Jatim. Meski untuk sementara baru diberlakuk­an di Surabaya, acara tersebut dihadiri bupati atau wali kota se-Jawa Timur. Termasuk Kapolres se-Jawa Timur.

Istiono mengapresi­asi langkah Polda Jatim dalam penerapan tilang berbasis teknologi CCTV tersebut. Dengan begitu, penerapan tilang elektronik itu merupakan yang kedua setelah DKI Jakarta. Jenderal dengan dua bintang tersebut menambahka­n, adanya e-TLE dapat mengurangi angka kecelakaan. ”Rekaman kamera dapat digunakan sebagai barang bukti dalam perkara pelanggara­n lalu lintas. Dan kini Surabaya bisa menjadi salah satu contoh penerapan tilang tersebut,” ucap dia.

Selain itu, dia mengungkap­kan, penggunaan teknologi bakal mengurangi dialog antara polisi dan masyarakat. Alasannya, selama ini komunikasi atau dialog antara pelanggar lalu lintas dan polisi dianggap negatif. ”Semua akan digantikan oleh teknologi. Ini merupakan respons dari era digitalisa­si,” katanya.

Tak hanya itu, mantan Kapolda Babel tersebut mengungkap­kan, penerapan itu bisa menjerat pelanggar hingga lebih dari tujuh kali. Karena itu, masyarakat yang ingin melintasi jalan protokol di Surabaya bisa lebih mawas diri. Alasannya, penerapan tersebut tidak mengenal siapa pun pelanggarn­ya. E-TLE juga dapat memangkas birokrasi yang rumit. ”Tilang 15 hari konfirmasi, lebih dari itu, blokir,” ucap pria kelahiran Tulungagun­g itu.

Dia menambahka­n, dengan adanya e-TLE, budaya tertib berlalu lintas di masyarakat bisa ditingkatk­an. Hal tersebut, lanjut Istiono, dapat ditiru wilayah lainnya.

Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan juga mengecek sejumlah lokasi tempat koordinasi e-TLE. Mulai RTMC hingga Mal Pelayanan Publik di Siola. Menurut Luki, penerapan itu bisa membantu polisi meminimalk­an terjadinya tindak kejahatan. Sebab, semua barang bukti kendaraan bisa terekam. ”Tak hanya kejahatan yang terekam. Pegawai staf daerah yang membolos kerja dengan datang ke Surabaya juga bakal terlihat.

Oknum seperti itu lupa jika melanggar lalu lintas ini tidak perlu tampak petugasnya,” ujarnya sambil tersenyum.

Dia menambahka­n, penerapan itu diharapkan bisa ditiru daerah lainnya. Setidaknya sekitar Surabaya terlebih dahulu. Apalagi, sudah ada tambahan alokasi dana untuk penyediaan CCTV di sejumlah daerah.

Pada bagian lain, Wali Kota Tri Rismaharin­i mengatakan, CCTV di Surabaya bisa mengungkap semua pelanggara­n. Mulai kecepatan, pemakaian sabuk pengaman, penggunaan ponsel, hingga pelanggara­n markah. Semua itu bisa terekam dengan sangat cepat oleh kamera yang terpasang. ”Canggihnya, semua identitas diri pelanggar bisa terkoneksi dengan operator di Polda Jatim,” ucapnya.

Sistem e-TLE yang diterapkan di

Surabaya merupakan kombinasi dari para ahli yang bekerja di bidangnya. Sistem tersebut dirancang dan dirakit ahli dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). ”Kami persilakan daerah lain untuk mencobanya,” kata Risma.

Waktu itu, kamera CCTV dipasang di berbagai penjuru kota karena adanya kekhawatir­an terkait angka kejahatan dan kecelakaan yang tinggi di Surabaya. Apalagi, pengendara yang melintas di jalan protokol Surabaya sangat banyak. Per hari, jumlahnya terus bertambah. Hal itu belum ditambah dengan sejumlah kejahatan jalanan yang membahayak­an. Misal, pencurian, begal, hingga penculikan.

Nah, untuk mengatasi hal tersebut, dia berkomunik­asi dengan sejumlah ahli. Termasuk berkoordin­asi dengan kepolisian. Alhasil, ada ide pemasangan CCTV yang bisa terkoneksi dengan kepolisian maupun pemkot. ”Kami berusaha menciptaka­n Surabaya yang aman bagi masyarakat,” ucapnya.

Dengan demikian, wali kota dua periode itu berharap cara tersebut dapat mengurangi kekhawatir­an warga Surabaya. ”Kekhawatir­an itu kami pangkas dengan adanya CCTV, teknologi yang dapat membantu keamanan dan ketertiban warga,” ujarnya.

Sebelum penerapann­ya diresmikan kemarin, Polda Jatim telah melakukan uji coba untuk berbagai macam pelanggara­n. Petugas pun menyeleksi berbagai bentuk pelanggara­n tersebut. Termasuk memberi surat konfirmasi verifikasi tilang kepada pelanggar yang diantarkan oleh petugas pos ke setiap rumah. Dalam sembilan hari uji coba tersebut, 900 pelanggar terjaring operasi e-TLE.

 ?? GUSLAN GUMILANG/JAWA POS ?? TINJAU KESIAPAN: Kakorlanta­s Polri Irjen Pol Istiono (tiga dari kanan) bersama Kombespol Budi Indra (tiga dari kiri) mengamati penerapan electronic traffic law enforcemen­t (e-TLE) di Siola kemarin (16/1).
GUSLAN GUMILANG/JAWA POS TINJAU KESIAPAN: Kakorlanta­s Polri Irjen Pol Istiono (tiga dari kanan) bersama Kombespol Budi Indra (tiga dari kiri) mengamati penerapan electronic traffic law enforcemen­t (e-TLE) di Siola kemarin (16/1).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia