Ramai-Ramai Banting Setir Jadi Bacawawali
PASCA pemberian rekomendasi PAN kepada Machfud Arifin, sejumlah nama dalam bursa pilwali banting setir menjadi L2 (sebutan untuk Wawali). Machfud diperkirakan mendapat tambahan rekomendasi dari sejumlah parpol. Yang sudah pendekatan, antara lain, Gerindra, PKB, dan Nasdem. Jika rekomendasi itu berhasil didapat, dikurangi 15 kursi milik PDIP, calon lain bisa jadi tidak mendapatkan tiket.
Yang paling realistis adalah memburu kursi bacawawali. Di antaranya, ada Lia Istifhoma. Dia jauh-jauh hari menyatakan bahwa menjadi bacawali bukan target utamanya. ”Saya mengikuti takdir saja dan enjoy menjalani prosedur politik ini,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan Ali Azhara. Pengusaha properti itu awalnya menginginkan kursi wali kota. Spanduk sosialisasi bertulisan ”Untuk Surabaya Lebih Sejahtera” sudah disebar ke seluruh penjuru. Namun, begitu nama Machfud muncul, pria yang akrab disapa Gus Ali itu banting setir.
Dia berdalih sejak awal tidak berambisi untuk menjadi wali kota. Yang diincar memang kursi wakil wali kota. Karena itu, Gus Ali mengaku sudah melakukan komunikasi politik ke beberapa petinggi partai. Di antaranya, PKB dan Gerindra. ”Karena posisi wakil wali kota adalah pilihan yang realistis melihat konstelasi politik saat ini,” jelasnya.
Menurut dia, sosok Machfud memang cukup kuat. Bukan hanya soal kekuatan pendanaannya. Tim yang mengawalnya selama menjadi ketua tim kampanye daerah (TKD) pasangan Jokowi-Ma’ruf juga masih sangat loyal.
Selain itu, lanjut Gus Ali, beberapa partai menunjukkan kecenderungan untuk mengusung Machfud. Yang sudah jelas baru PKB dan PAN. Bahkan, PAN lebih dulu mengeluarkan rekomendasi resmi.
Di sisi lain, Vinsensius Awey mengakui kemunculan Machfud memang menjadi magnet. Bukan hanya bagi partai. Para bacawali juga menginginkan untuk menjadi wakilnya. ”Dan itu wajar melihat realitas yang ada sekarang. Tidak perlu baper,” katanya.
Anggota DPRD Surabaya periode 2014–2019 itu menilai, selama ini memang belum ada sosok yang menonjol dalam bursa pilwali. Yang benar-benar terlihat serius dan siap baru kandidat dari PDIP. Misalnya, Whisnu Sakti Buana dan Armuji. ”Eri Cahyadi juga belum jelas maju apa enggak dengan kondisi politik yang sekarang,” terangnya.
Karena itu, wajar ketika beberapa bacawali dan partai berbondong-bondong merapat ke Machfud. Sebab, memang belum ada sosok yang benarbenar menonjol. ”Paling cocok lagi kombinasi Machfud-Awey,” kelakarnya.