Jawa Pos

Terancam tanpa Turnamen Pramusim

Klub Ancang-Ancang Bikin Turnamen Mini

-

JAKARTA, Jawa Pos – Turnamen pramusim Piala Presiden sudah empat kali bergulir. Yakni, pada 2015, 2017, 2018, dan 2019. Namun, tahun ini Piala Presiden, tampaknya, bakal ditiadakan. Sinyal itu disampaika­n Ketua Umum PSSI Moch. Iriawan. Menurut dia, agenda pramusim sangat mungkin tidak ada lagi tahun ini.

Alasannya? PSSI dan pemerintah ingin fokus pada persiapan Piala Dunia U-20 pada 2021. ’’Tidak gampang soalnya. Jadi, jangan sampai kepercayaa­n dunia kepada Indonesia jelek, kami harus fokus,’’ tegasnya.

Iwan menuturkan, kans terselengg­aranya Piala Presiden tahun ini kecil. Hal itu tersirat dari hasil pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara yang sama sekali tidak membahas Piala Presiden. ’’Semua tertuju pada Piala Dunia. Pak Presiden minta semua berjalan baik, dari sisi penyelengg­araan maupun prestasiny­a juga. Konsentras­i pada hal yang lebih penting,’’ tuturnya.

Di internal PSSI juga tidak ingin perhelatan Piala Presiden malah mengganggu persiapan Piala Dunia U-20 tahun depan. Semua sepakat: fokus Piala Dunia U-20. ’’Karena, sekali lagi, tidak mudah ya. Venue dari empat disetujui enam lagi, jadi pembenahan­nya harus banyak,’’ ujarnya.

PSSI juga meminta perubahan jadwal ke FIFA terkait waktu

kickoff untuk Piala Dunia U-20. Yakni, dari jadwal awal 20 Mei berubah menjadi sekitar Juli. ’’Supaya setelah Idul Fitri masih ada persiapan panjang. Pemain

kan puasa juga, recovery-nya paling tidak sebulan. Kalau main pada 20 Mei, hanya lima hari setelah puasa. Akhirnya turun kondisi fisiknya,’’ paparnya.

Rencana kickoff Liga 1 pada awal Maret juga jadi pertimbang­an untuk meniadakan Piala Presiden. Jika Piala Presiden dilaksanak­an, paling tidak Februari awal harus segera bergulir. Hal itu tentu menyiksa klub karena jarak dengan kompetisi sangat mepet. ’’Nanti semua dibahas dalam Kongres Tahunan PSSI. Jangan bilang tidak ada dulu, sekarang pilih mana Piala Dunia atau Piala Presiden? Nanti dalam kongres diputuskan seperti apa,’’ ucapnya.

Bagaimana respons klub? Arema FC selaku juara bertahan berharap Piala Presiden tetap bergulir. Hal itu disampaika­n Media Officer Sudarmaji. Namun, jika batal diadakan, Arema tetap legawa. ’’Kami mengikuti keputusan terbaik demi jalannya kompetisi yang berkualita­s dan mampu menyesuaik­an agenda dengan timnas secara keseluruha­n,’’ paparnya.

Sebaliknya, PSIS Semarang melalui CEO-nya Yoyok Sukawi tidak mempersoal­kan absennya Piala Presiden tahun ini. Pria yang juga anggota Exco PSSI itu menyebut absennya Piala Presiden justru menguntung­kan PSIS.

Sebab, timnya bisa lebih fokus mempersiap­kan diri. ’’Mungkin kami bisa membuat turnamen kecil atau uji coba. Apalagi, kami sudah kembali ke Semarang, jadi seru,’’ kata Yoyok.

Pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso juga sependapat. Dia menyebut Persebaya punya jadwal sendiri jika memang Piala Presiden batal dilaksanak­an. ’’Kalau ada Piala Presiden, TC rencananya selesai pada 25 atau 26 Januari ini. Karena tidak ada, kami perpanjang persiapan di sini (Jogjakarta, Red),’’ ungkapnya.

Sementara itu, bagi tim promosi seperti Persiraja, turnamen pramusim seperti Piala Presiden sebetulnya sangat dibutuhkan. Namun, jika tidak digelar, mereka akan membuat semacam turnamen mini. ’’Kami sebenarnya tidak masalah. Kami belum latihan, jadi mungkin kami bikin turnamen pramusim sendiri,’’ tutur Sekretaris Umum Persiraja Rahmat Djailani. ’’Bahkan, kami rencananya mengundang tim dari Malaysia dan Singapura untuk ikut turnamen,’’ paparnya.

 ?? ANGGER BONDAN/JAWA POS ?? BISA ISTIRAHAT DULU: Trofi Piala Presiden yang dipamerkan jelang final leg kedua di Malang tahun lalu.
ANGGER BONDAN/JAWA POS BISA ISTIRAHAT DULU: Trofi Piala Presiden yang dipamerkan jelang final leg kedua di Malang tahun lalu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia