Jawa Pos

Pelan di Lajur Kanan Picu Kepadatan

Polisi Tingkatkan Patroli di Tol

-

SURABAYA, Jawa Pos – Lajur kanan hanya untuk mendahului. Kalimat itu sering terpampang di papan imbauan ruas jalan tol. Namun, masih saja ada pengendara yang seenaknya sendiri melaju pelan di lajur kanan.

Bahkan tidak jarang kendaraan besar atau truk.

Dampaknyap­undirasaka­npengendar­alain.Tidakjaran­g,terjadi kepadatan lalu lintas. Sebab, kendaraan di belakangny­a dipaksa mengekor. ’Kunci utamanya adalah etika,’ ujar Dirlantas Polda Jatim Kombespol Budi Indra Dermawan kemarin (21/1)

Kondisi tersebut, kata dia, tidak akan terjadi kalau etika pengemudi baik. Mereka bakal memilih lajur yang seharusnya. Sebab, pengendara itu sadar dengan keberadaan kendaraan lain.

Budi menyatakan, jajarannya sudah berupaya mencegah kendaraan yang salah jalur tersebut. Di antaranya, meningkatk­an intensitas patroli dan mengimbau secara langsung pengendara kendaraan besar yang masih semaunya sendiri agar melaju pelan di lajur kanan.

Dari sudut pandangnya, yang bisa dilakukan polisi hanya memberi imbauan. Budi tidak sepakat kalau harus melakukan penindakan. Sebab, pengendara truk termasuk bagian dari urat nadi ekonomi. ’’Jadi, sopir kendaraan besar juga harus sadar diri. Setelah mendahului di lajur kanan, lekas kembali ke lajur kiri. Hormati pengendara lain,’’ tuturnya.

Disinggung tentang kanalisasi kendaraan di jalan tol, dia menuturkan bahwa peluang itu sulit dilakukan. Menurut Budi, mayoritas ruas tol saat ini hanya memiliki dua lajur. Kondisinya berbeda dengan di Jakarta. ’’Itu saja di sana juga sering padat,’’ jelasnya.

Budi tidak hanya mengimbau pengemudi kendaraan besar untuk menjaga etika berkendara di jalan tol. Dia juga meminta pengendara lain yang merasakan dampak kepadatan lalu lintas tidak emosional. Misalnya, nekat mendahului lewat bahu jalan. ’’Dampaknya bisa fatal,’’ ungkapnya. ’’Bahu jalan tidak diperuntuk­kan kendaraan untuk melaju,’’ sambungnya.

Dia menambahka­n, pengendara bisa berangkat lebih dini daripada waktu semestinya agar tidak terjebak kepadatan di jalan tol. Pasti ada potensi kemacetan karena dua kendaraan besar saling berjalan beriringan.

Sementara itu, Ketua Organda Khusus Tanjung Perak Kody Lamahayu Fredy mengklaim bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk menertibka­n para pengemudi truk trailer saat berkendara. Baik saat berkendara di ruas jalan tol maupun di jalan lingkungan.

Lembaganya berkali-kali mengingatk­an para sopir agar tidak mengemudi secara ugalugalan. Namun, kondisi ruas jalan tol di Surabaya yang sepi membuat pengemudi kerap melaju secara bebas. Yaitu, melaju di jalur cepat dan lambat.

Dari 9.000 truk trailer yang terdaftar, yang beroperasi setiap hari hanya 4.500 kendaraan. Banyaknya kendaraan yang tidak beroperasi bukan karena kondisinya tidak layak. Melainkan karena sepi orderan.

 ?? AHMAD KHUSAINI/ JAWA POS ?? MERAMBAT: Dua truk melaju beriringan di ruas tol Surabaya–Gempol kemarin. Imbasnya, pengendara di belakang harus sabar mengekor.
AHMAD KHUSAINI/ JAWA POS MERAMBAT: Dua truk melaju beriringan di ruas tol Surabaya–Gempol kemarin. Imbasnya, pengendara di belakang harus sabar mengekor.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia