Bahas Masukan Dua Pakar Sejarah
SURABAYA, Jawa Pos – Pansus perubahan nama jalan menelaah masukan dari dua pakar sejarah. Yakni, Prof Aminudin Kasdi dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Dr Sarkawi dari Universitas Airlangga (Unair).
Ada 9 perubahan dan 3 penamaan jalan baru yang diusulkan pemkot. Dua pakar sejarah itu dihadirkan karena ada dua kelompok masyarakat yang menolak usulan tersebut. Sekelompok masyarakat dari Lidah Wetan menolak perubahan nama Jalan Raya Menganti menjadi Komjen Pol M. Jasin. Kelompok itu mengusulkan agar nama jalan yang melintasi tempat tinggal mereka diganti menjadi Raden Sawunggaling.
Ada juga komunitas Begandring Soerabaia yang mempermasalahkan perubahan nama Jalan Bung Tomo. Pemkot mengusulkan namanya dikembalikan jadi Jalan Kencana. Nama Jalan Bung Tomo dipindahkan ke jalan lingkar luar barat (JLLB).
Dua pakar itu menyebutkan pendapat serupa tentang persoalan Raden Sawunggaling. Catatan sejarah tentang Raden Sawunggaling ada, tapi sangat minim. Kisah yang selama ini beredar di masyarakat lebih banyak terjadi dalam kesenian ketoprak atau ludruk.
Sementara itu, Jalan Kencana diketahui disematkan tak lama setelah Indonesia merdeka. Namun, terkait alasan nama jalan kencana itu disematkan, belum ada sumber pasti yang menyebutkan. ’’Sedangkan untuk nama Jalan Bung Tomo, sejarahnya sudah jelas. Di sana disematkan karena ada makam beliau di Ngagel,” ujar Wakil Ketua Pansus Perubahan Nama Jalan Ibnu Shobir.
Shobir menambahkan bahwa pendapat pansus tersebut bakal dikombinasikan dengan pendapat warga. Nanti pansus membuat kesimpulan usulan siapa yang didukung. Selain itu, pansus bakal mengundang delapan lurah terkait perubahan tersebut. Mereka bakal ditanya mengenai kesiapan perubahan alamat warga yang terdampak.