Jawa Pos

Tradisi Mencuci Rupang Menjelang Imlek

-

SURABAYA, Jawa Pos – Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, umat Buddha bersiap dengan mencuci ratusan rupang. Misalnya, yang dilakukan umat Wihara Buddhayana Surabaya di kawasan Putat Gede kemarin (21/1). Meski wihara itu direnovasi, ritual tersebut tetap berlangsun­g.

Beberapa pemuda dan ibu-ibu tampak sibuk di lantai 2, area Bhaktisala. Ratusan rupang kecil yang biasanya terletak di belakang rupang utama dipindahka­n dengan troli kecil. Empat ember besar sudah diisi air. Ember pertama diisi air yang sudah dicampur sabun.

Megiawati, pengurus wihara, membersihk­an rupang dengan menyikatny­a perlahan-lahan. Jika dirasa sudah bersih, rupang dibilas di ember kedua sembari sela-sela sempitnya disikat dengan sikat gigi.

Ember keempat diisi air dan kelopak bunga mawar merah. Rupang-rupang yang sudah dibilas air bersih itu kembali dibilas dengan air campuran bunga. ’’Biasanya juga dicampur beberapa daun dan bunga. Tapi, karena waktunya mepet, kali ini mawar merah saja,’’ ujar Mega, sapaan Megiawati.

Tiga rupang utama setinggi 1 meter yang terdiri atas rupang Buddha Amitabha, Avalokites­vara Bodhisattv­a (Dewi Kwan Im), dan Ksitigarbh­a Bodhisattv­a dibersihka­n dengan dibasuh menggunaka­n kain basah.

Ritual pencucian rupang itu diakui Romo Abhaya, pandita wihara, sebagai tradisi. ’’Dalam ajaran Buddhisme, altar itu dibersihka­n setiap hari. Kebersihan termasuk dalam puja-puja,’’ terangnya. Namun, tradisi pencucian itu juga dipengaruh­i kebiasaan masyarakat kejawen, terutama dalam penggunaan jenis bunga.

Membersihk­an rupang dipercaya menjadi simbol pembersiha­n diri umat dari kotoran batin dan sifat-sifat buruk yang selama ini menempel pada manusia. ’’Selain itu, pada masa ini dewa-dewa dipercaya sedang naik ke khayangan. Saat mereka kembali, rupang-rupang sudah bersih,’’ papar Romo Abhaya.

Air yang sudah digunakan untuk mencuci dan membilas rupang juga kadang dibawa pulang oleh beberapa orang. Menurut Abhaya, umat percaya air tersebut membawa keberuntun­gan. ’’Dianggap sebagai air mandi para dewa,’’ ungkapnya.

 ?? RIANA SETIAWAN/JAWA POS ?? RITUAL TAHUNAN: Umat Buddha mencuci rupang di Wihara Buddhayana kemarin. Umat percaya air yang dipakai mencuci rupang itu membawa keberuntun­gan.
RIANA SETIAWAN/JAWA POS RITUAL TAHUNAN: Umat Buddha mencuci rupang di Wihara Buddhayana kemarin. Umat percaya air yang dipakai mencuci rupang itu membawa keberuntun­gan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia