Rawan Terulang karena Drainase Belum Tuntas
ANCAMAN banjir saat hujan deras juga membuat warga perkotaan waswas. Bagaimana tidak, wilayah perkotaan dalam beberapa hari terakhir sering kebanjiran. Dinas PUTR menyebut jalur drainase belum sepenuhnya selesai.
Wilayah yang kebanjiran itu, antara lain, Gresik Kota Baru (GKB), Jalan Raya Roomo, Jalan Samanhudi atau Pasar Gresik, Jalan Pahlawan, Jalan Jaksa Agung, hingga Jalan Mayjen Sungkono. Ratarata penyebabnya sama, yakni drainase belum bisa berfungsi secara optimal.
Bahkan, air yang masuk ke permukiman warga cukup tinggi. Bisa mencapai paha orang dewasa. Meski begitu, wilayah jalan biasanya hanya setinggi 30 sentimeter.
Kepala Dinas PUTR Pemkab Gresik Gunawan Setiaji tidak membantah kondisi itu. Sebab, jalur drainase belum sepenuhnya selesai atau belum terhubung ke pembuangan kali besar. Ada berapa titik? Gunawan mengatakan, jalur drainase mengarah ke Sungai Tenger, Manyar; sungai Terminal Bunder; jalur Kali Tutup, baik timur, barat, maupun tengah; hingga jalur Kali Lamong untuk di Jalan Mayjen Sungkono.
Menurut Gunawan, jalur-jalur itu belum terhubung. Karena itu, aliran air belum bisa lancar. Namun, pihaknya yakin persoalan banjir di wilayah perkotaan tersebut bisa teratasi dalam beberapa tahun mendatang. ’’Kalau sudah selesai, tidak banjir lagi. Ini memang drainase di jalan-jalan sudah diperbarui. Tapi, jalurnya belum selesai. Yang jelas, untuk peta aliran air itu, kami sudah punya,’’ ucapnya.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Komisi III DPRD Gresik Abdullah Hamdi menyebut persoalan banjir di wilayah kota itu perlu dipertanyakan. Menurut dia, aliran air di wilayah kota didapati tanpa arah dan tujuan. ’’Jadi, dari mana dan mengalirnya ke mana belum jelas. Akibatnya, air dari beberapa saluran bisa bertemu jadi satu sehingga menumpuk,’’ ucapnya.
Selain kondisi itu, politikus PKB tersebut menuturkan bahwa antisipasi banjir perkotaan itu belum dilakukan dinas terkait. Sebab, sebelum musim hujan, drainasedrainase tersebut tampaknya belum dibersihkan. Terlebih, drainase itu sulit dimasuki tubuh manusia. ’’Kalaupun dibersihkan, paling dari atas. Tidak masuk ke saluran. Sebab, pembangunan drainase tidak dihitung jangka panjang. Misalnya, yang kita temukan pada pembangunan 2019 ini,’’ paparnya.