Jawa Pos

DPRD: Penyaluran BPNT Ditengarai Dimonopoli

-

GRESIK, Jawa Pos – Penyaluran bantuan pangan nontunai (BPNT) untuk keluarga penerima manfaat (KPM) diduga dimonopoli. Sebab, Komisi IV DPRD Gresik menemukan beberapa fakta di lapangan. Di antaranya, penyalur bantuan berupa beras dan telur itu hanya dikuasai satu orang.

Salah satunya, penyaluran BPNT di Kecamatan Wringinano­m. Suplai beras di sana berasal dari luar daerah yang tergolong jauh dari Wringinano­m. Karena itu, saat rapat dengar pendapat bersama dinas sosial dan koordinato­r program keluarga harapan (PKH) kemarin, agenagen penyalur dicurigai sudah dikuasai oknum.

”Seperti warga Wringinano­m tidak bisa menjadi penyalur beras saja,” ucap anggota Komisi IV DPRD Gresik Saifudin. Menurut politikus Gerindra itu, penyalur yang diduga memonopoli tersebut bernama Lisa. Dalam hearing kemarin, nama Lisa disebut-sebut menyuplai BPNT di beberapa kecamatan. Mulai Benjeng, Wringinano­m, Menganti, hingga Kecamatan Cerme.

Menurut dia, Lisa beralamat di Ujungpangk­ah. ”Padahal, PangkahWri­nginanom jauh. Selain waktu, biayanya. Kalau penyuplai dari wilayah setempat, kan bisa,” jelasnya.

Menurut dia, penyalur BPNT itu seharusnya dipriorita­skan warga kecamatan yang bersangkut­an. Nah, kalau di situ tidak ada, penyalur BPNT baru diambil dari daerah lain.

Menanggapi hal itu, Koordinato­r Tenaga Kesejahter­aan Sosial (TKS) Suwanto mengaku, Lisa bukanlah penyalur, melainkan penyedia barang. Nah, kenapa hanya Lisa? Suwanto menyebutka­n, penyedia barang di Gresik tidak mau menyediaka­n barang di awal. Alasannya, khawatir barang tidak dibayar.

Untuk PKM, di Gresik terdapat 75.912. Jumlah itu dilayani 216 e-warung atau agen. Padahal, setiap agen tersebut maksimal melayani 250 PKM. Jika begitu, masih kurang setidaknya 87 warung. ”Memang agen masih kurang banyak. Tetapi, perekrutan­nya harus melalui bank,” terangnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia