Harga Minyak Goreng Naik, Emil Sidak Produsen
GRESIK, Jawa Pos – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengunjungi PT Wilmar Nabati Indonesia (WNI) kemarin (21/1). Dia melakukan inspeksi mendadak (sidak) di salah satu perusahaan minyak goreng (migor) di Gresik itu. Alasannya, awal tahun ini harga migor naik di beberapa daerah di Jatim.
Berdasar pantauan Jawa Pos di pasar tradisional, harga minyak kemasan maupun curah naik menjadi Rp 14 ribu per liter. Padahal, HET yang ditetapkan pemerintah Rp 11 ribu per liter.
Menurut Emil, kenaikan harga minyak goreng bukan karena minimnya pasokan, melainkan akibat naiknya bahan baku minyak sawit kasar atau crude palm oil (CPO). Akibatnya, produsen harus menaikkan harga. ’’Memang ada penyesuaian harga,’’ tuturnya.
Namun, mantan bupati Trenggalek itu menegaskan bahwa dirinya akan mengecek harga ke tingkat distributor sampai konsumen. ’’Untuk memastikan tidak ada permainan spekulan. Harga eceran tertinggi (HET) dari pemerintah berkisar Rp 11 ribu,’’ tuturnya.
Jika harga terlampau tinggi, kondisi tersebut dikhawatirkan berpengaruh terhadap stabilitas laju inflasi. Karena itu, pemprov melalui disperindag akan melakukan operasi pasar untuk mengoreksi harga. ’’Kami juga tidak ingin memancing kenaikan latah dari komoditas lain. Jika ada kenaikan harga yang tidak proporsional, pemerintah melakukan operasi pasar,’’ katanya.
Sementara itu, Direktur PT WNI Saronto Soebagyo menyatakan ada indikasi minyak goreng curah naik lebih mahal dibandingkan harga kemasan paling sederhana dari produsen pabrik. ’’Kami coba tes market harga kemasan seperti ini, kemasan bantal 1 liter,’’ katanya.
Harapannya, kemasan tersebut bisa dijadikan patokan harga di pasaran. ’’Masyarakat juga membeli dengan kemasan yang lebih praktis dan higienis,’’ paparnya.