Sosialisasikan Akupresur dan Toga untuk Pengobatan
SURABAYA, Jawa Pos – Warga RW 04 Sumber Mulyo, Gundih, Bubutan, Surabaya, yang tergabung dalam kelompok asuhan mandiri (asman) kemarin mendapat ilmu pemanfaatan tanaman obat keluarga (toga) dan akupresur untuk mengatasi batuk dan pilek yang sering muncul di musim hujan.
”Untuk anak balita yang sedang batuk, di mana bagian tubuh yang harus dipijat?” tanya Evanila Krisna Antari, tenaga kesehatan tradisional (nakestrad) Puskesmas Gundih. Para ibu lantas mengacungkan tangan dan menunjukkan titik yang dimaksud.
”Betul. Titik itu terletak di punggung tangan, pada tonjolan tertinggi ketika ibu jari dan telunjuk dirapatkan,” jelas lulusan Jurusan Pengobatan Tradisional Universitas Airlangga itu.
Selain titik tersebut, masih ada titik lagi yang dipijat saat sakit (lihat grafis). Menurut perempuan yang akrab disapa Lala itu, titiktitik tersebut ditekan-tekan 30 kali. Gunakan jari atau alat bantu yang tumpul dan lakukan satu hingga dua kali dalam sehari.
Itu merupakan penanganan awal penyakit atau gangguan yang sekiranya bisa diringankan tanpa obat. Selain itu, pijatan akupresur dapat meningkatkan kadar endorfin dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri dan menimbulkan rasa nyaman. ”Bila penyakit tidak kunjung sembuh, silakan dibawa ke dokter,” katanya.
Selanjutnya, Lala juga mempraktikkan ramuan toga yang bisa meredakan batuk bagi balita dan orang dewasa. Yang digunakan adalah rimpang kencur. ”Kencurnya itu dibersihkan. Dikupas, diparut, lalu diperas. Ambil satu sendok makan saja, campur dengan air hangat,” papar Nizmah Fitriana, anggota asman. Konsumsi 4–5 kali sehari.
Kepala Puskesmas Gundih Rahmat Suudi menjelaskan, melalui poli pengobatan tradisional dan kelompok asman, pihaknya terus menyosialisasikan manfaat toga untuk kesehatan. Penggunaannya harus sesuai rekomendasi dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Juga, sebisanya menjauhi bahan kimia obat (BKO). ”Intinya tetap bersumber dari petugas kesehatan yang berkompeten,” katanya.